Mohon tunggu...
Herlambang Kusuma Wardana
Herlambang Kusuma Wardana Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Kata-kata telah tumbuh di pagi yang ranum

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kado Malam Natal

23 Agustus 2019   07:05 Diperbarui: 23 Agustus 2019   20:39 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

KADO MALAM NATAL

Oleh : Herlambang Kusumawardana

Tulang-tulang di badan terlihat menyembul seperti mau copot dari kulit, karena saking kurusnya. Tiap sore badan yang hanya seberat empat puluh kilogram itu harus memikul berpuluh-puluh karung beras ke dalam truk. 

Karena keesokan paginya beras-beras tersebut harus segera diantarkan ke pelanggan, sebelum pelanggan kecewa atau bahkan tidak akan memesan lagi apabila pesanannya tidak diantarkan tepat waktu. 

Senja semakin pudar. Udara bertambah dingin. Langit perlahan gelap. Keringat ditubuh Marhan mengucur deras. Hampir dua jam, Marhan dan kedua temannya menyelesaikan pekerjaan sebagai buruh harian lepas pemikul beras di sebuah perusahaan distributor sembako. 

Pekerjaan tersebut baru Marhan lakoni selama satu bulan sejak istrinya tak lagi bekerja dan harus mengurus rumah tangga serta merawat kedua anaknya yang masih kecil. 

Karena penghasilan tiap bulan yang Marhan dapatkan hanya pas-pasan, apalagi hampir dua tahun status kerjanya saat ini sebagai tenaga outsourcing di perusahaan milik negara. 

Beberapa bulan lalu Marhan mengikuti tes pengangkatan karyawan tetap, tapi masih belum ada kejelasannya. Padahal semua tahapan sudah ia lalui. Karena itu Marhan memutuskan mencari pekerjaan sampingan, agar kebutuhan dapur tetap ngebul.

"Ayah, apakah sudah yakin atas pekerjaan sebagai kuli angkut tersebut," tanya istri Marhan.

"Sudahlah bu, tidak usah dikhawatirkan soal tersebut. Ayah sudah yakin dan ikhlas untuk menjalaninya kok, yang penting apa yang kita dapatkan halal dan dapur kita tetap ngebul," jawab Marhan.

"Tapi yah, apakah tidak ada pekerjaan lainnya saja, nanti Ayah apa tidak terlalu capek dan malah sering sakit. Apalagi badan Ayah kerempeng, jadi kuli angkut itu tidaklah enak, yah. Dan nanti apa kata orang tentang hal itu," ucap istrinya khawatir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun