Mohon tunggu...
Herlambang Saleh
Herlambang Saleh Mohon Tunggu... Guru

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah (Pram)

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Lonjakan Harga Menjelang Ramadan 2025: Antisipasi dan Solusi Komoditas Pangan

17 Februari 2025   10:17 Diperbarui: 17 Februari 2025   10:17 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lonjakan Harga Menjelang Ramadan 2025:(Sumber: Copilot)

Lonjakan Harga Menjelang Ramadan: Antisipasi dan Solusi Komoditas Pangan 2025

Menjelang bulan Ramadan 2025, Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi kenaikan harga sejumlah komoditas pangan. Beberapa komoditas yang paling dikhawatirkan mengalami kenaikan harga antara lain daging ayam ras, telur ayam ras, cabai rawit, cabai merah, dan minyak goreng.

Kenaikan harga yang kerap terjadi menjelang Ramadan mengindikasikan adanya permasalahan dalam pendistribusian barang yang berujung pada kelangkaan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa harga bahan pokok akan melonjak saat Ramadan tiba. Namun faktanya, selain penurunan daya beli masyarakat, ada faktor lain seperti jaminan kelangsungan produksi barang kebutuhan dan permasalahan dalam rantai pasok yang juga berkontribusi terhadap kenaikan harga.

Kondisi ini menunjukkan bahwa sistem ekonomi yang ada saat ini belum mampu sepenuhnya menjamin ketersediaan dan keterjangkauan harga bahan pokok bagi masyarakat. Keuntungan seringkali menjadi prioritas utama, sementara kesejahteraan rakyat terabaikan.

Pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan ketersediaan pangan dan jaminan distribusi yang merata. Hal ini penting agar masyarakat dapat memperoleh kebutuhan-kebutuhannya dengan harga yang terjangkau. Pemerintah perlu meningkatkan produksi, memantau dan mengendalikan harga komoditas, serta menyiapkan antisipasi untuk mengatasi kelangkaan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam periode Ramadhan-Lebaran 2021-2024, kelompok makanan, minuman, dan tembakau telah tiga kali menjadi pemicu utama inflasi. Dalam rentang waktu itu pula, kelompok tersebut hanya sekali mengalami deflasi, yakni pada Ramadhan-Lebaran 2024.

"Komoditas yang berandil besar terhadap inflasi dalam periode Ramadhan-Lebaran 2021-2024 adalah minyak goreng, daging dan telur ayam ras, serta bawang putih. Untuk itu, kenaikan harga keempat komoditas itu perlu diwaspadai," kata Pelaksana tugas Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar secara hibrida di Jakarta, Senin (10/2/2025).(sumber)

Khusus minyak goreng, BPS mencatat, dalam delapan bulan pada periode Ramadhan-Lebaran 2021-2024, komoditas tersebut mengalami lima kali inflasi dan tiga kali deflasi. Inflasi tertinggi minyak goreng terjadi pada April 2022, yakni 17,03 persen.

BPS juga mencatat, hingga pekan I Februari 2025, harga rerata nasional minyak goreng premium Rp 21.780 per liter, Minyakita Rp 17.728 per liter, dan minyak goreng curah Rp 17.540 per liter. Khusus Minyakita, harganya jauh di atas harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah Rp 15.700 per liter.

Adapun berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (Kemendag), per 7 Februari 2025, harga rerata nasional Minyakita Rp 17.400 per liter. Sejak merangkak naik pada Juni 2024, harga Minyakita telah naik 7,41 persen.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun