Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Wadah Bagi Pemuda Untuk Menyebarkan Buah Pemikiran Kritisnya

31 Juli 2017   21:15 Diperbarui: 31 Juli 2017   21:22 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto adalah gabungan dari Seword.com, Indonesiana.com, Kompasiana.com dan Selasar.com

Saya yakin diluar sana ada banyak pemuda yang punya ide, pendapat, opini, atau pemikiran kritis yang memuat pernyataan-pernyataan yang konstruktif.

 Ada yang mengkritisi pembangunan, ada yang mengungkapkan ketimpangan-ketimpangan sosial dalam masyarakat, ada yang mengabarkan berita atau orang-orang inspiratif dari daerahnya, ada juga yang mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang dipandang tidak berpihak sepenuhnya pada rakyat. Ibarat emas, pemikiran kritis tersebut merupakan  barang berharga yang  bisa menjadi bahan masukan bagi pemerintah atau pihak terkait untuk merevisi keputusan yang mereka buat.

Ada banyak hal yang yang pemuda lakukan untuk menyebarkan pemikiriannya,  lewat diskusi di forum mahasiswa, kopi darat atau di warkop, lewat surat terbuka yang dikirimkan langsung ke pihak bersangkutan, ada juga  yang diunggah  lewat status di medis sosial lalu disebar ke grup media sosialnya.

Tak ada salahnya sih menggunakan cara-cara tersebut, namun setelah direnungi,  ada beberapa kekuranganya yaitu:

  • Jika melalui diskusi di  forum mahasiswa atau kopi darat di warkop,  ide itu akan cepat menguap begitu saja seiring dengan waktu. Hal ini berkaitan dengan daya ingat seseorang yang hanya bertahan sementara waktu
  • Unggahan opini di media sosial kurang efektif juga sih karena hanya bisa dibaca dikalangan lingkaran pertemanan sang penggunggah. Dan status itu takkan bertahan lama di timeline karena seiring waktu akan tertutupi oleh unggahan status media sosial dari rekan-rekan lainnya yang lebih terbaru.
  • Lewat  surat terbuka pun tidak salah, namun  yang terjadi hanya komunikasi hanya dua arah saja antara pihak penulis dengan instansi terkait.

Solusi Agar Ide Kritis Bertahan Lama dan Terus Mencerahkan

            Apa yang saya utarakan diatas adalah berdasarkan pengalaman saya pribadi. Setelah melalui beberapa perenungan, saya akhirnya mendapat solusi bagaimana agar opini atau ide kritis para pemuda tetap bertahan lama. Salah satu solusinya adalah menuliskan di media sosial berplatform  blog yang  sudah  terindeks google. Sehingga jika warganet mencari ide-ide segar terkait suatu topik d tertentu di media pencarian semisal Google, maka bisa saja opini kita muncul di indeks pencarian pertama.

Nah, setelah melakukan penelusuran saya mendapatkan  ada empat platform blog/media dimana rekan-rekan muda  yang idealis  bisa menuliskan idenya dengan gayanya sendiri., saya merekomendasikan 4 platform blog berikut :

1. Kompasiana.com dibawah asuhan Pak Iskandar Zulkarnaen

2. Seword.com dibawah asuhan Bung Alifurrahman S Asyari

3. Selasar.co.id dibawah asuhan Miftah N Sabri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun