Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menentramkan Hati yang Merana di Atas Sandaran Sebuah Bahu

16 Januari 2019   09:48 Diperbarui: 16 Januari 2019   10:49 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Dok: Huffingtonpost

Selain sebagai penyangga leher, bahu ternyata mempunyai fungsi yang lain. Ia mampu memberikan sensasi damai bagi orang-orang yang menyandarkan kepalanya diatasnya. Dilihat dari segi anatominya, bahu atau biasa disebut juga pundak adalah bagian tubuh yang terletak diantara leher dan pangkal lengan. Secara fungsional, bahu digunakan untuk menyangga leher.

Dilansir Vice Indonesia dan beberapa situs referensi lainnya bahwa di kawasan Jepang lagi tren fenomena menyewa pacar. Orang-orang disana sulit mengekspesikan emosinya kepada orang lain sehingga perlu seseorang yang bisa membantu mereka. 

Mereka butuh parner yang bisa meneduhkan hati mereka yang kalut. Mereka tidak mengutamakan kontak seksual tapi butuh sebuah sandaran, pelukan, dan genggaman tangan. Disimpulkan bahwa begitu mahalnya harga sebuah sandaran bahu di negeri sakura tersebut.

Bahu dipercaya mampu menjadi jawaban bagi jiwa yang lagi merana. Walaupun lebar bahu berada di rentang 41-50 cm saja, tapi mampu membuat seluruh badan menjadi tentram.

Namun tidak semua bahu seseorang bisa menjadi jawaban dari jiwa yang lagi berkecamuk. Hanya orang-orang tertentu yang bisa membuat seseorang menjadi nyaman Ibarat sebuah gembok, hanya kunci tertentu yang bisa membuka gembok tersebut.

Penutup

Bahu memang salah satu bagian anggota tubuh yang ajaib. Mampu menenangkan jiwa yang lagi merana dan hati yang lagi galau. Selamat mencari sandaran bahu yang ideal, kawan-kawan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun