Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Empat Taktik Menelisik Tindak Korupsi Sejak Dini ala Pemuda Papua

13 Maret 2018   08:24 Diperbarui: 13 Maret 2018   12:12 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang yang memiliki mental korupsi tentu saja membenci orang yang menggemakan semangat anti korupsi. Golongan ini menghalalkan segala cara agar barisan orang jujur ini tersingkir sehingga kelak tidak menghalangi niat licik mereka. Oleh karena itu, kejujujuran  belum dirasa cukup untuk menggaungkan spirit anti korupsi di lingkungan sekitar kita. Menindak pelaku korupsi mesti berhati-hati. 

Sekalipun secara kasat mata orang tersebut melakukan tindak terpuji tapi jika kita tidak mempunyai bukti untuk menindaknya, bisa-bisa menjadi bumerang bagi kita sendiri. Dituduh iri hati atau dituduh melakukan pencemaran nama baik. Menanggapi semua itu, kita sebagai anak-anak muda perlu merancang sejak dini taktik cerdas agar bisa mengikis perilaku  amoral  tersebut. Adapun taktik yang perlu dipersiapkan  yaitu :

1. Belajar IlmuBody Language

lmu  Body Language  atau membaca bahasa tubuh membantu rekan-rekan muda untuk menangkap niat seseorang dari bahasa tubuhnya. Apakah dia jujur atau berbohong. Ada tanda-tanda tersendiri yang ditunjukkan secara alamiah jika orang tersebut membunyikan sesuatu hal. Ilmu ini bisa dipelajari secara otodidak  dari buku-buku psikologi yang banyak bertengger di toko-toko buku atau bisa juga ikut pelatihan yang dikemas dalam bentuk coaching clinic.

Suatu ketika, saya menanyakan pengeluaran yang tidak wajar pada teman yang dipercayakan melakukan pembelian barang. Saat itu gerak gerik mata tidak tenang dan mengarah pada suatu arah. Dalam ilmu psikologi, arah mata orang tersebut menandakan bahwa Dia sedang menyusun cerita-cerita rekayasa. 

Belum lagi tampak ketidaktenangan alias gugup yang nampak darinya. Saat itu sebenarnya saya tahu bahwa Dia merangkai kata-kata manis agar percaya pada apa yang dikatakan. Tak mau kalah, saya cecar dengan beberapa  pertanyaan menjebak dan saya menemukan ketidaksingkronan antara jawaban awal dengan akhir. Pada  akhirnya dia menyerah dan mengakui bahwa dia melakukan tindakan curang.

2. Belajar Ilmu Grafologi

Ilmu Grafologi atau ilmu membaca suasana hati. Hal ini bisa ditangkap dari bentuk goresan tangan seseorang  sehingga sangat berguna untuk mengetahui karakter sekaligus jiwa penulis saat menulis sebuah dokumen. Ilmu ini memberikan banyak petunjuk tentang berbagai aspek cerminan suasana hati, kepribadian diri dilihat dari bentuk, ukuran, dan rincian lainnya. 

Sayangnya ini hanya berlaku pada tulisan tangan saja. Tapi untungnya, di jaman ini masih banyak yang melakukan pencatatan secara manual sebagai arsip jika suatu ketika komputer mengalami masalah.

Suatu ketika saat saya memeriksa catatan pemasukan, saya melihat kok tulisan yang saya dapatkan ini sepertinya ditulis semalaman padahal itu rekapan sebulan. Idealnya, catatan itu ditulis dari hari ke hari. Terlihat bahwa saat pencatatan, tulisannya ditulis dengan energi yang sama. Saya meyakini teman saya itu menulisnya hanya dalam waktu semalaman saja. 

Saya awalnya menduga mungkin dia menulis ulang di lembaran yang baru dengan maksud agar keliatan rapi. Ketika saya bertanya Dia menjawab bahwa dia menulis hari demi hari. Itu artinya ada ketidaksinkronan antara apa yang saya tangkap dari tulisannya dengan apa yang dikatakan.  Hal ini memunculkan kecurigaan saya. Setelah ditelisik dalam kurun waktu tertentu, terbongkar bahwa dia memanipulasi pemasukan uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun