Mohon tunggu...
Heri Purnomo
Heri Purnomo Mohon Tunggu... Administrasi - nothing

-

Selanjutnya

Tutup

Politik

Para Sengkuni di Jagat Politik

13 Mei 2014   01:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:34 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13998945851797673123

ilustrasi : http://wayang.wordpress.com

Sengkuni dalam dunia pewayangan adalah perlambang sifat antagonis, penuh kelicikan, keburukan dan kejahatan. Ia selalu tidak senang jika para Pandawa ( perlambang kebenaran ) hidup dalam kedamaian, kejujuran dan lebih maju hidupnya dibanding para Kurawa di kerajaan Astinapura tempat tokoh Sengkuni mengabdikan diri. Berbagai cara ia lakukan agar Pandawa tidak mendapatkan kekuasaan dan menjadi pemimpin Kerajaan. Di setiap zaman karakter Sengkuni selalu muncul. Sebenarnya Sengkuni memiliki kelebihan berupa ketangkasan, pandai bicara dan banyak akal. Namun kelebihannya ini sering disalahgunakan untuk memfitnah, menghasut dan mencelakakan orang lain. Jika kita menengok ke jagat politik, kita bisa melihat karakter-karakter Sengkuni menjangkiti kepribadian para tokohnya. Tentu tidak harus seratus persen karakter Sengkuni ada di dalamnya, tapi bisa sebagian atau satu saja sifat-sifat Sengkuni ini ada pada diri tokoh tersebut. Seringkali kita melihat para Sengkuni itu mengganggu ( usil ) dengan menunjukkan kedengkian, kebencian bahkan dendam kepada tokoh lain karena mungkin dianggapnya tokoh yang diusili itu mengancam dan akan mengambil alih porsi kekuasaannya. Kekuasaan itu harus berpindah atau jatuh ke tangan para Sengkuni atau teman-temannya. Segala perilaku tokoh yang tidak disenanginya dan dianggap berbahaya bagi kepentingannya selalu dipandang negatif, pencitraan, tak ada hasilnya, berbahaya, keturunan ras tertentu, beragama tertentu dan sebagainya. Hal-hal yang tidak mendasar seringkali dijadikan bahan fitnah yang sangat kecil demi kekuasaan. Lucunya sambil memfitnah mereka dengan bangga mengatasnamakan demi rakyat atau umat. Rakyat dan umat yang mana? Para Sengkuni biasanya enggan untuk berkompetisi secara jujur, karena mungkin sadar jika dengan kejujuran dirinya pasti kalah. Maka berbagai cara dilakukan, meski dia harus mengingkari kata-kata yang pernah diucapkan. Apalagi menjelang pemilihan presiden 2014 di negara Republik Indonesia ini, para Sengkuni demikian semangatnya berlomba dan berpacu mengumbar fitnah yang sering diistilahkan "black campaign" yakni membuat citra kompetitornya jatuh. Mulai dari keturunan, agama, hobby, postur tubuh dan hal-hal yang bisa dikupas habis-habisan. Mereka tega melakukan itu walau harus mengatasnamakan Tuhan, kebaikan atau apapun agar orang-orang terkesima dan mempercayainya. Seperti tukang obat yang membungkus obatnya dengan kemasan bertuliskan huruf Arab padahal isinya adalah racun. Dan hebatnya, para Sengkuni di zaman serba digital ini hadir pula dalam dunia maya. Mereka mempunyai akun-akun twitter, facebook atau sosial media lainnya. Mereka bisa menjadi perpanjangan Sengkuni untuk menyebarkan fitnah ke sudut-sudut dunia maya. Menyerang pribadi, mengkritik tanpa dasar dan berbagai serangan lainnya dilancarkan. Namun untuk Sengkuni-sengkuni jenis ini lebih banyak karena termakan hasutan dan fitnah para Sengkuni yang menjadi tokoh yang sedang di panggung kekuasaan. Begitulah, Sengkuni - Sengkuni akan selalu ada di setiap zaman. Untuk itu kita perlu berhati-hati agar tidak termakan segala hasutan para Sengkuni itu. Meski begitu kebenaran tetaplah kebenaran. Tuhan tak akan membiarkan Sengkuni terus menerus mengganggu pada Pandawa yang ingin menegakkan kebenaran. Kekuasaan akan senantiasa dipergilirkan di dunia ini. Kita tunggu sampai saatnya waktu itu tiba. ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun