Hari ini saya sedang menunggu antrian service sepeda motor di bengkel resmi. Dapat antrian yang ke 21. Pasti lama nih pikir saya. Sambil menunggu selesai service, saya memilih untuk browsing kompasiana saja sambil membaca tulisan teman-teman lewat ponsel. Alhamdulillah, waktu menunggu tidak terasa lama.
Saat mengkhususkan diri membaca, saya merasakan banyak mendapat hikmah dan pengetahuan dari membaca tulisan teman-teman. Maka tak lupa meninggalkan komentar sebagai bentuk perhargaan dan terima kasih karena sudah berbagi pengetahuan dan pengalaman hidup.
Saya pun merasakan kebahagiaan saat bisa memberi meskipun hanya berbentuk komentar.
Ternyata benar, memberi itu bisa membahagiakan. Mungkin selama ini kita hanya merasa senang atau bahagia jika tulisan-tulisan kita mendapat komentar atau vote. Sebenarnya memberi komentar pun sama menyenangkannya sebagaimana menerima komentar. Apalagi kalo komentar kita bisa membuat senang penulisnya juga. Tapi meskipun komentar kita tak dibalas oleh penulisnya tetaplah berprasangka baik, mungkin penulisnya sudah membacanya hanya belum sempat atau terkendala untuk membalasnya.
Jadi tak perlu pusing jika sedang tak ada ide untuk menulis. Berkomentar pun menjadi mengasyikkan, bisa bersilaturahmi dengan teman-teman kompasianer baik dengan teman baru maupun teman lama. Kata Nabi, tersenyum pun bisa menjadi sedekah, apalagi berkomentar sambil tersenyum ( bukan senyum-senyum sendiri ya) hehehe.
Berkomentar membuat penulis merasa tidak sendiri dan merasa bahwa ia memiliki eksistensi. Hidupnya blog kompasiana ini pun karena adanya komentar kita semua. Bayangkan jika tak ada komenta, tentu akan seperti blog kuburan bukan?
Jadi tak berlebihan jika saya katakan, berkomentar akan membahagiakan orang lain sekaligus membahagiakan diri sendiri.
Salam.
#Depok, 17 Juni 2012