Mohon tunggu...
Heri Bertus A Toupa
Heri Bertus A Toupa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bijak dalam Berpikir dan Sopan dalam Perkataan

Gemar travelling dan membaca - Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Liku-liku dengan Rentenir yang Penuh dengan Luka-luka

1 November 2021   20:51 Diperbarui: 2 November 2021   14:10 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi meminjam uang atau berutang. Sumber: Thinkstockphotos via Kompas.com

Sebuah ilustrasi meminjam uang (source: tamasia.co.id: risiko pinjaman online - June 7,2020)
Sebuah ilustrasi meminjam uang (source: tamasia.co.id: risiko pinjaman online - June 7,2020)

Sebelum berhutang, tentunya ada yang sudah memikirkan faktor resikonya ke depan apabila macet dalam membayar cicilan hutangnya,  dan ada juga yang tidak memikirkan segala resiko yang ada sehingga gali lobang tutup lobang dalam membayar hutang. Seperti yang dikatakan oleh beberapa orang sebelumnya bahwa "berhutang itu manis di awal tapi pahit di belakang". 

Orang yang pertama kita tempati meminjam uang adalah orang terdekat kita, seperti keluarga/kerabat dekat, saudara, tetangga dan teman dekat. Berharap bahwa ada kemudahan untuk meminta bantuan dari mereka. 

Orang berikutnya adalah orang mempunyai banyak uang di lingkungan kita atau yang mempunyai pekerjaan yang cukup layak, sehingga kadangkala kita juga meminta belas kasihan dari mereka untuk memberikan pinjaman.

Ketika sudah tak ada lagi yang bisa membantu, maka orang berikutnya lagi adalah rentenir, bank dan pinjaman online (pinjol). Salah satu dari ketiga tempat ini, munkin bapak/ibu pernah ke sana untuk meminjam uang dengan maksud dan tujuan yang berbeda-beda, seperti: modal untuk business, biaya pendidikan anak, biaya untuk berobat, membangun rumah, bayar hutang lain lagi, dan lain-lain. 

Tentunya di sini, ada tujuan yang kita pastikan sebelum pinjam uang dari mereka. Apakah itu untuk tujuan yang bagus atau sekedar untuk tujuan konsumtif saja?

Ada pengalaman saya yang mana sampai sekarang ini menjadi suatu kenangan tersendiri buat saya sekaligus sebagai pelajaran dalam berhutang dan mengatur masalah keuangan. Di tahun 1995, ibu saya meminjam uang kepada seorang rentenir di lingkungan kami. 

Boleh dikatakan rentenir ini adalah tuan tanah yang mempunyai banyak kebun cengkeh, ketika musim panen cengkeh tiba, dia akan menjadi kaya raya dari hasil perkebunannya. Karena dia mempunyai modal yang banyak, akhirnya sang rentenir ini membuka usaha dengan meminjam uangnya kepada siapa saja dengan bunga 5 % per bulannya.

Di era saat itu, mendapatkan bunga 5% dari modal yang kita pinjam adalah sudah tinggi dari setiap kali meminjam kepada rentenir. Mau tak mau, bila keadaan sudah kepepet pastinya jalan satu - satunya adalah ke rentenir. 

Ada baiknya pada saat itu juga, cuma bermodalkan kepercayaan dan tidak menyerahkan barang berharga sebagai jaminan, seperti: surat berharga, kendaraan dan perhiasan. 

Hanya saja kalau sudah menunggak, rentenirnya pasti datang setiap waktu ke rumah untuk menagih dan bisa saja mengambil barang berharga kalau sang peminjamnya kabur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun