Mohon tunggu...
Heri Bertus A Toupa
Heri Bertus A Toupa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bijak dalam Berpikir dan Sopan dalam Perkataan

Gemar travelling dan membaca - Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Serba 5 Ribu dan 10 Ribu Rupiah di Pasar Tradisional Sentani, Papua

18 Februari 2021   16:05 Diperbarui: 20 Februari 2021   05:56 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan jual beli di pasar Sentani - Papua (source:jubi.co.id)

Sebagai contohnya, harga sebuah cabe, tomat, dan bawang merah dan bawang putih yang di taruh di atas piring kecil dihargai dengan 10 ribu yang jumlahnya dapat dihitung dengan jari. 

Para pedagang mengetahui sifat komsumtif dari konsumen yang akan membutuhkan barang-barang kebutuhan pokok dalam rumah tangga, jadi mereka menakarnya/membaginya dalam bentuk satuan yang kecil sehingga pelanggang datang kembali untuk mencarinya.

Berdasarkan pengalaman yang saya alami di sini selama hampir 2 bulan, barang apa saja kalau di Papua akan berubah menjadi selembar rupiah. Contohnya, ketika saya mau membakar ikan dengan beberapa kawan dari kampung, saya pergi mencari tempurung kelapa ke pasar untuk dijadikan arang dalam panggangan. 

Tempurung kelapa ini dikeluarkan dari batok kelapanya untuk di paruk dengan mesin penggiling, ketika ada pembeli datang untuk membeli kelapa paruk. Penjual kelapa mengumpulkan tempurungnya, karena masih bisa dijual sebagai bahan arang dalam memanggang ikan atau daging.

Dengan satu kantong plastik yang besar yang saya beli, itu dihargai sebesar 20 ribu. Cukup lumayan juga, harga sebuah kelapa paruk dan tempurungnya dapat mencapai 30 ribu. Para pedagang ini mendapatkan keuntungan yang lumayan menggiurkan hanya dengan menjual sebuah kelapa.

Berbeda dengan masyarakat asli Papua sendiri, kebanyakan mereka menjual hasil ladang mereka sendiri, berupa singkong, ubi jalar, ketela, sagu, sayuran, dan buah-buahan. Mereka menaruh harga pada setumpuk ubi jalar dan singkong antara 10-20 ribu. Tidak jauh beda dengan sayuran dan buah-buahan, mereka mematok harga yang sama tergantung dari banyaknya. 

Contohnya, ketika saya membeli sebuah pepaya yang harganya sekitar 20 ribu, di situ juga saya melihat ada daun dan buah pepaya yang masih kecil yang ditaruh dalam sebuah kantong plastik dengan harga 10 ribu masing-masing. Apapun jenis dan bentuk dari sebuah barang, akan menjadi suatu nilai jual yang layak ketika diolah dengan baik dan mempunyai fungsi.

Itulah Papua yang kaya akan alam dan sumbernya. Banyak saja cara untuk mendapatkan uang dengan menjual segala macam hasil panen dari kebun, entah itu buah-buahan atau sayuran. 

Daya beli masyarakat di sini yang sangat tinggi, sehingga perputaran uang juga sangat cepat. Dengan seikat sayur kankung dengan harga 10 ribu, dapat menghasilkan uang yang cukup lumayan apabila berhasil menjualnya 20 ikat per hari yang mana dapat menghasilkan 6 juta per bulannya, dan belum lagi kalau masih banyak jenis sayur lainnya yang akan dijual.

Ternyata dengan jual sayur di Papua ini dapat memberikan penghasilan tambahan yang luar biasa. Hidup di Papua memang mudah dalam menghasilkan pundi-pundi rupiah, asal tidak ada kata gengsi dan malu dalam melakukan sesuatu.

Ada beberapa profesi yang dibawa oleh para perantau ke tanah Papua ini. Mereka dengan modal nekat merantau ke Papua untuk mengubah nasib, dan membawa skill seadanya yang mereka punya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun