Mohon tunggu...
Heri Lare grage
Heri Lare grage Mohon Tunggu... Freelancer - simpel dan ingin semua yg dilakukan bermanfaat. Hanya berbagi tak bermaksud menggurui

simpel dan ingin semua yg dilakukan bermanfaat. Hanya berbagi tak bermaksud menggurui Owner heriheryanto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Valentine Itu Basi, Tapi Selamat Hari Kasih Sayang Semua!

14 Februari 2017   14:39 Diperbarui: 14 Februari 2017   14:51 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selamat hari kasih sayang..! Kata atau ucapan itu yang sedang ramai diucapkan oleh sebagian di hari ini. Khususnya bagi para muda dan mudi yang labil bin ababil? hehehe maaf kalau ada yang merasa tersendir.

Lantas bolehkan merayakan hari kasih sayang itu? Bagi saya sendiri tentu saja boleh!. Bukankah dengan kasih sayang itu kita masih diizinkan hidup menikmati dunia ini? Bukankah dengan kasih sayang itu kita masih bisa bercengkrama dengan orang-orang dekat disekitar kita? Bukankah dengan kasih sayang itu kita semakin mantap meraih apa yang menjadi keinginan kita? Bukankah dengan kasih sayang itu kita masih bisa bersama dan bercanda dengan teman-teman kita? Lantas masihkah kau anggap hari kasih sayang itu dilarang?

Setiap hari adalah hari kasih sayang, Bahkan kasih sayang Allah setiap detik, selama  kita masih bisa menghirup nafas didunia. Coba bayangkan jika salah satu nikmat  (kasih sayang) Allah itu hilang dari kita?. Nikmat sehat mungkin, atau nikmat melihat, mendengar, serta nikmat yang dianggap kecil lainnya. Bahkan kalau sudah terserang hidung meler saja, ada beberapa aktifitas yang kita lakukan dengan tak selera. 

Meskipun hilangnya nikmat bukan semata-mata karena azab atau karena tak sayangnya Allah pada kita, tapi lebih pada  semakin sayang pada kita. Cobalah berbaik sangka, bisa jadi hilangnya nikmat yang kecil itu untuk menghindari murka yang lebih besar atau Karena sejatinya Allah sangat sayang terhadap semua makhluknya, bahkan pada iblis yang merupakan makhluk pembangkang bin jahat sekalipun.

Terlalu tinggi dan luas rasanya jika kita membicarakan kasih sayang sang Pencipta kepada ciptaanNya. Karena itu sudah tidak kita ragukan lagi, dan itu masuk dalam ranah atau perkara iman. Berarti bahasan tentang kasih sayang kita krucutkan kepada sesama manusia. Seperti yang sedang ramai dibicarakan oleh beberapa kalangan yang merayakannya setiap tanggal 14 Februari.

Say No Valentine Day
Jika hari kasih sayang sudah dikaitkan dengan tanggal sakral (14 Februari), saya tidak ikut merayakan. Coba deh cermati setiap tahunnya, bagaimana cara dan rupa perayaan itu dilaksanakan, baik di Indonesia sendiri ataupun diluar negeri. Jika kita seorang muslim, tentu akan menelusuri dan mengaitkan dengan sejarah asalnya. Pantaskan hari valentine day itu dirayakan?. Silakan browsing sendiri, karena disini saya tidak akan banyak membahas dalil dan sejarah valentine day. 

Bagi orang yang berimajinasi tingkat tinggi, perayaan valentine day diidentikan dengan awalnya ngasih bingkisan, berlanjut ke rayuan, pegang-pegangan, gombal-gombalan, mesra-mesraan yang mungkin bisa jadi pada berhubungan badan. Busyet dah, tidak usah parno gitu deh mas menyikapinya!  Bukan parno, memang begitu faktanya. Coba bayangkan jika yang melakukan itu adalah anak atau saudara kita, apa kita tidak naik pitam. Hanya orang gila yang memvonis tindakan itu adalah wajar.

Jadi tak pantaslah orang berkerudung merayakan valentine day, bukankah berkerudung juga itu masalah iman?. atau hanya sebatas ikut-ikutan. Tak pantaslah orang yang rajin solat merayakannya, bukankah solat itu juga perkara iman, atau memang solatnya hanya ikut-ikutan. Tak pantaslah orang yang suka ngaji merayakannya, atau ngajinya hanya sebatas ikut-ikutan sehingga tak menjadikan kokoh landasan imannya.

Masa ngasih kado, permen atau coklat saja tidak boleh sih Om?!, kolot banget fikiranmu! Saling memberi hadiah dasarnya dibolehkan, karena bisa menjalin ikatan. Tentunya saling memberi pada sesama jenis, kalaupun tak sesama jenis, tentu harus berbalut 'ikatan'. Bukan asal ngasih ke sembarang orang. Ini untuk menjaga fitnah dan kesalahpahaman. Tak mungkin tak ada udang dibalik bakwan kalau laki-laki memberi hadiah pada seseorang yang hanya sebatas teman atau bahkan belum begitu kenal. Modus bro, modus, you know lah ya!

Tapi kenapa sih saling memberi itu harus dikhusus dan dikeramatkan pada tanggal 14 Februari! Apa kebaikanmu terlahir dan termotivasi karena adanya tanggal 14 Februari saja!? tentu tidak bukan! Katro banget kamu brod,  kalau itu  benar!

Jaga Pandangan, Agar Syahwat Terkendalikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun