Mohon tunggu...
Herix Nicomechia
Herix Nicomechia Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa

Pengarang cerita fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ceritaku

28 November 2021   03:00 Diperbarui: 28 November 2021   03:40 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak cerita darimu yang akan mengisi ruang obrolan HP ku. Sesederhana itu. Aku tak tau mengapa, kita begitu mudahnya sangat akrab. Kau tau banyak tentangku, yang tentu saja tidak diketahui oleh banyak orang. Begitupun sebaliknya, aku tau banyak tentangmu, yang membuat pandanganku padamu berbeda dengan cara orang menilai, melihat, dan memperlakukanmu. Dengan mengalirnya banyak cerita, dengan berlanjutnya banyak obrolan, singkatnya, kita sangat mudah untuk bisa saling percaya. Hampir tak ada batas untuk cerita yang kita bagi --tentu ini semua sebatas kita berdua. Semua mengalir begitu saja.

Dari banyak hal yang sudah kita bagi, untuk sedih dan tawa yang kita lalui, dan kepercayaan yang sudah sama-sama kita beri, ada satu hal penting yang membuat itu semua kurang lengkap. Pertemuan. Ya, setelah perkenalan kita di media sosial beberapa waktu lalu, kita hanya saling berbagi lewat pesan singkat dan juga mengobrol lewat telepon genggam. Pertemuan adalah satu hal yang sangat kunantikan. Apakah kau pun demikian? Jika ya, aku senang sekali. Sebab, aku penasaran bagaimana kamu berbagi cerita tidak dengan cara mengetik, aku ingin melihat bagaimana ekspresimu ketika bibirmu berucap hal yang ingin kau bagi, aku ingin melihat bagaimana kamu ketika tertawa, tidak hanya tertawa lewat chat saja. Aku ingin melihat bagaimana kamu merangkai cerita-ceritamu. Aku ingin tau semuanya. Secara langsung dan nyata. Singkatnya, kita bertemu. Dugaanku tidak salah, kau memang berbeda. Aku suka ketika kau berbagi dengan wajah yang ceria itu, tanpa beban kau tertawa. Aku suka caramu merangkai cerita, mimik wajahmu lucu ketika berpikir. Obrolan kita terus berlanjut --tentu kau adalah dalangnya.

Sejak saat itu, tanpa sadar, tanpa aba-aba sesuatu menggelitik hatiku. Pada caramu tersenyum, caramu tertawa, caramu berbagi cerita, caramu menghiburku. Aku menyukai semuanya. Tentangmu, padamu, aku jatuh cinta. Tentu semuanya hanya kusampaikan lewat tulisan ini saja. Sebab kau sendiri tau, kan? Kalau aku tidak mahir dalam menyampaikan sesuatu secara langsung, apalagi soal perasaan seperti ini. Aku memang pemalu.

Kurasa cukup. Bagiku, ini adalah cerita awal yang tidak terlalu buruk, meski perpisahan menjadi akhirnya. Ini adalah satu dari sekian banyak yang ingin kusampaikan padamu. Terimakasih sudah pernah singgah, terimakasih juga sudah pernah menghibur, untuk banyak cerita yang sudah kita bagi, terimakasih sudah pernah percaya. Jika nanti kau rindu tentang ceritaku, datanglah, aku masih disini. Tak ada yang berubah, semua sama seperti kau mengenalku dulu. Namun, jika kesibukan telalu mengekangmu, aku sudah menyiapkan beberapa tulisan untuk sajianmu ketika istirahat. Bacalah, itu akan membuatku sangat senang. Sekali lagi, terimakasih. Tetaplah sehat, tetap bahagia. Aku sayang padamu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun