Menjaga Hati dan perasaan org lain memang sulit kecuali kita sudah mengalaminya dan merasakan sendiri.
Karena apapun yang terjadi dengan kita, itu adalah ulah kita sendiri dan gak ada hubungannya dengan orang lain. Orang bijaksana selalu menitih kedalam dirinya, tatkala ada kejadian yang membuatnya tidak nyaman, gagal, atau aneh. Bukan mencari kambing hitam dan mencari kesalahan orang lain untuk jadi bahan pembelaan diri.
Dengan begitu, kita akan terus sibuk menitih kedalam diri, untuk merenungkan setiap kesalahan-kesalahan yang kita perbuat agar mengevaluasinya dan kesalahan yang sama tidak terulang kembali. sehingga kedepannya, kita bisa lebih baik lagi dari yang sebelumnya.
Di momentum hari raya ini, akan banyak hal-hal yang tidak mengenakan hati karena pertanyaan-pertanyaan orang lain. Tapi dengan kita memahami pointnya kita akan meminimalisir hati dan sikap kita untuk menjaganya supaya tak menyakiti hati orang lain.
Misal dulu pas susah, liat postingan temen sukses kita anggap mereka pamer.Tapi giliran diri sendiri yg sukses nyatanya pamer kesuksesan juga.
Dulu pas blm nikah, ditanya orang kapan nikah & liat postingan org lebaran mesra sama pasangannya, mudah tersinggung dan di anggap pansos.Tapi giliran diri sendiri udh nikah nyatanya dia posting juga mesra dgn pasanganya dan menanyakan hal yang sama kepada temennya yang belum menikah.
Dulu pas belum punya anak, liat org bikin sw main dengann anaknya, di anggap gak ngerti perasaan org. Tapi nyatanya giliran udah punya anak sama saja dia juga suka posting kegiatan anaknya.Dll.
Terus saja begitu, Gak akan ada habisnya & gak ada nyamannya, jika standart kebahagiaan kita adalah melihat orang lain.
"Hiduplah apa adanya, dengan yang kita punya. jangan sampai kita telat menikmati dan menghargai apa telah kita bangun"
Tanpa harus iri dan dengki terhadap kehidupan orang lain. Karena saya yakin Tuhan telah menciptakan kita dengan paket lengkap, semuanya ada di dalam diri kita untuk bisa kita nikmati, syukuri dan manfaatkan.