Mohon tunggu...
Heri Cahyo
Heri Cahyo Mohon Tunggu... -

Look for Your Own Success

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Desa Purwodadi, Desa Wisata

10 Januari 2015   20:33 Diperbarui: 4 April 2017   17:52 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

p { margin-bottom: 0.08in; }

Desa Purwodadi, sebuah desa di Kecamatan Tepus, berjarak kurang lebih 30 km dari pusat Kota Wonosari. Sebuah kelurahan yang dulu bernama Kelurahan Winangun dan memiliki sejarah panjang tentang budaya di dalamnya. Pada awalnya, desa ini terdiri dari dusun – dusun yang dipimpin oleh Kepala Dusun atau Dukuh meliputi Dusun Ngande – ande, Dusun Wuluh, Dusun Duwet, Dusun Cepogo, Dusun Kotekan, Dusun Pringsanggar, Dusun Ngandong, Dusun Cakbohol dan Dusun Winangun. Dengan masuknya empat pedukuhan Gerotan, dua pedukuan Gesing, 3 Pedukuhan Sureng,2 Pedukuhan Danggolo maka Kelurahan Winangun berubah nama menjadi Desa Puwodadi, dan menjadi salah satu dari 5 kelurahan di Kecamatan Tepus selain Desa Sidoarjo, Desa Tepus, Desa Giripanggung dan Desa Sumber Wungu.

Setiap tahunnya, seperti di daerah – daerah lain di Kabupaten Gunungkidul, Desa Purwodadi mengadakan acara budaya yang biasa disebut Rasulan atau Bersih Desa/Merti Desa. Sebuah acara adat yang melambangkan rasa Syukur kepada Alloh SWT atas hasil panen yang didapat pada musim hujan sebelumnya, sehingga hasil panen tersebut bisa dimanfaatkan sampai musim hujan berikutnya. Budaya Rasulan ini telah ada dari tahun ke tahun sampai beberapa keturunan hingga saat ini. Dan masih terus dilestarikan sampai sekarang sebagai warisan budaya yang patut dibanggakan.

Rasulan di Desa Purwodadi di selenggarakan dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan daerah – daerah lain di Gunungkidul. Di sini, Rasulan diadakan dengan meriah yang berlangsung tiga malam dan satu hari pada puncak acaranya. Pihak panitia Rasulan yang biasanya berasal dari perangkat desa menyusun acara dengan rapi dan hampir selalu memiliki kesamaan setiap tahunnya. Dimuali di hari Senin malam Selasa dimeriahkan dengan acara Tayub, kemudian pasa hari Selasa Malam Rabu di adakan Drama Ketoprak atau dalam sekala nasional biasa disebut wayang orang. Uniknya, Rasulan di Desa Purwodadi ini diselenggarakan setiap hari Rabu Legi di bulan yang ditentukan. Dan pada Hari rabu siangnya akan diadakan Kirab Budaya yang dimeriahkan oleh berbagai hiburan dari masyarakat.

Diawali dengan kirab Gunungan pada siang hari, turut di meriahkan dengan Seni Tari Reog, Tournament Bola Voli dan pada sore harinya akan ditutup dengan pertandingan Sepak Bola antara Kesebelasan kebanggaan warga Purwodadi yaitu PERSIPURWA melawan kesebelaan dari daerah lain. Dan pada malam harinya, semalam suntuk akan diadakan acara Wayang Kulit sebagai penutup semua rangkaian acara.

Dimulai dengan Kirab Gunungan, yang melambangkan hasil Tani, atau Hasil laut, biasanya masing – masing Pedukuhan mendapat tugas untuk membuat replika hasil bumi atau laut seperti yang sudah ditentukan oleh panitia. Baik itu dalam bentuk buah – buanhan, hasil ternak, ataupun hasil tangkapan laut, yang dibuat cukup besar dan dihias dengan berbagai aksesoris untuk membuat gunungan itu menjadi “ramai”. Dari pihak pemerintah desa pun tak ketinggalan turut juga membuat Gunungan yang hampir sama dengan Gunungan yang biasa digunakan di acara budaya di keraton ataupun daerah lainnya. Dalam kirab Gunungan ini, biasanya diiringi juga oleh rombongan Seni Tari Reog, dan di kirap dari balai Desa Purwodadi menuju Lapangan Sepak Bola Ndak Bong yang ada di pedukuhan Pringsanggar kemudian diakhiri kembali ke Balai Desa. Baru setelah acara kirab ini selesai, akan di adakan acara kenduri yang diwakili oleh sesepuh desa dan kepala dusun / dukuh serta pamong desa. Baru setelah itu ada pertunjukan seni tari reog sampai matahari condong ke barat.

Bersamaan dengan acara kirab itu pula, diadakan pertandingan bola voli yang mempertemukan team kebanggaan Desa Purwodadi dengan team yang diundang untuk ikut memeriahkan, biasanya dari luar daerah. Dan pada sorenya, pada sekitar pukul empat sore, diadakan pertandingan Sepak Bola persahabatan antara PERSIPURWA dengan klub dari Bantul, Sleman, Kota Jogja dan lain – lain. Menengok ke belakang, PERSIPURWA merupakan klub Sepak Bola amatir yang ada di desa Purwodadi. Di PERSIPURWA ini pemainnya berasal dari berbagai lapisan masyarakat yang ada di Purwodadi, ada petani, pelaut, pejabat desa, anak sekolah dan alain sebagainya. Semua menjadi satu bahu membahu bermain dalam satu lapangan untuk hiburan dan olah raga. PERSIPURWA pernah beberapa kali memenangkan Piala di Tournament tingkat kecamatan. Dan terhitung sebagai klub dengan peraih Piala terbanyak di Kecamatan Tepus. Di klub PERSIPURWA ini pula, pertama kali saya, penulis, meraakan pertandingan persahabatan sebagai seorang penyerang tengah, padahal biasanya sebagai pemain Bek kanan atau sayap kanan. Sebenarnya, selain PERSIPURWA, di Purwodadi ada klub sepak bola lain, yaitu PSG yaitu Persatuan Sepak Bola Gesing, dan pernah dalam satu tournament yang sama dengan PERSIPURWA, akan tetapi belum mampu berbicara banyak.

Dengan meriahnya acara Rasulan di Desa Purwodadi ini, menjadikannya sebagai Rasulan paling meriah dan megah di Gunungkidul dibandingkan dengan daerah – daerah lain. Bahkan sempat diliput oleh salah satu TV nasional.

Purwodadi juga dikenal karena memiliki Pantai Pantai yang Indah dan masih alami, Seperti Pantai Siung, Pantai Jogan, Pantai Timang, Pantai Ngitun, Pantai Nglambor dan lain – lain. Pantai – pantai ini sudah terkenal sampai ke penjuru Gunungkidul bahkan ke luar kota. Namun sayang untuk sarana dan prasarananya masih belum maksimal, dan saat ini tengah dikembangkan agar semakin banyak pengunjung yang datang untuk berlibur.

1420871455783793781
1420871455783793781


Pantai siung merupakan pantai pertama yang dikembangkan, disana juga terdapat area Panjat tebing yang sudah dikenal sampai keluar negeri. Bahkan pernah diadakan event nasional disini. Pengunjung juga dapat menikmati hidangan laut segar yang didapatkan dari nelayan setempat berupa ikan – ikan segar, udang segar dan kepiting segar yang bisa dipadukan dengan minuman segar yaitu es kelapa muda. Akses jalannya juga sudah sampai ke bibir pantai dengan area parkir luas yang mampu menampung bus ukuran besar. Pengunjung juga bisa membawa pulang oleh – oleh hasil laut segar tersebut dengan harga sangat terjangkau. Pada musim hujan, pengunjung juga bisa menikmati liburan ditemani sekumpulan kupu – kupu kuning yang beterbangan. Dan jika beruntung, di sebelah barat dari area panjat tebing, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan berupa segerombolan kera ekor panjang yang sedang menikmati tanaman liar di bibir tebing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun