Mohon tunggu...
heri bdp
heri bdp Mohon Tunggu... Ilmuwan - فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Aktivitas keseharian selalu membaca, tafakur dan tadabur alam, Tuhan dan manusia. Resolusi akhir, berharap tunduk patuh dihadapan-Nya dengan qalbun salim, ridha dan diridhai oleh-Nya, adalah gerbong pemberhentian yang hendak dicapai.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pelajar Intelektual di Era Post-Truth

3 Februari 2021   06:55 Diperbarui: 3 Februari 2021   07:25 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Hipwee.com

Ngobrolin pelajar, memang tak akan habis menjumpai berbagai macam keasyikan tersendiri, ada saja yang menghabiskan waktunya untuk belajar dengan membaca buku, keluar-masuk perpus, aktif mengikuti organisasi sana-sini, juara lomba cabang ini dan itu, main bareng ke tempat wisata, ikut-ikutan nongkrong, berantem dan cek-cok sama teman, punya geng dengan wilayahnya masing-masing, santai dengan doi (bagi yang punya aja yah, yang nggak punya jangan tersinggung, he), atau bahkan ada saja yang hobinya keluar-masuk ruang BK, pokoknya seru sekali kalau bicara tentang pelajar, seperti semboyan bangsa Indonesia, Bineka Tunggal Ika, beraneka ragam tetapi tetap satu jua, berbeda-beda tapi menyenangkan, itulah pelajar, unik dan punya ciri khasnya tersendiri.

Pertanyaannya, apakah, siapakah, bagaimanakah, dan mengapa bisa dikatakan sebagai pelajar Intelektual ?

Biasanya, setiap pelajar diminta untuk mampu menguasai semua mata pelajaran, mempunyai prestasi, baik prestrasi akademik seperti peringkat 1 (satu) tingkat sekolah atau bahkan kabupaten, atau prestasi non akademik seperti juara pada cabang lomba olahraga bulu tangkis tingkat provinsi, ataupun cabang lomba lainnya yang bergengsi. Tapi, kan tidak semuanya dapat berprestasi, hanya pelajar tertentu yang bisa juara, meraih peringkat, dan punya kecerdasan di atas rata-rata, iya kan?

Terus, bagaimana dong kalau pelajar yang tidak meraih apa-apa di sekolah, tidak meraih juara, tidak pandai olahraga misalnya, kurang suka aktivitas sosial, dan sebagainya, apakah masa depannya menjadi suram? Jangan-jangan memang dari sononya ngga bisa apa-apa? Atau mungkin ada bakat dan keistimewaannya sendiri, berbeda dengan yang lain, seperti harta karun yang terpendam, istimewa dan sangat mahal harganya, namun butuh perjuangan untuk mendapatkan harta karun itu, bisa jadi!

Nah, setiap manusia, pasti terlahir dengan keistimewaannya sendiri, tidak mungkin sama dalam bentuk rupanya, kecerdasannya, keterampilannya, dan hal-hal lain berhubungan dengan manusia. Artinya, pelajar pun demikian, ada yang pandai dalam satu bidang, tapi belum tentu pandai juga di bidang lainnya, contohnya, ada yang pandai melukis, tapi kurang dalam memahami pelajaran, ada yang pandai olahraga, tapi kurang dalam berbisnis, dan seterusnya.

Untuk itu, semua pelajar pasti pintar, cerdas dan mempunyai keistimewaan, dengan ciri khasnya masing-masing, itulah yang dinamakan intelektual. Saya yakin, kita semua diciptakan oleh Tuhan, tidak sia-sia dan tanpa tujuan, pasti ada maksud dan alasan kenapa Tuhan menciptakan kita dengan beranekaragam tingkat kecerdasan, keterampilan dan sebagainya. Yang perlu dipahami, bahwa kita harus sadar dengan keadaan, kondisi, kemampuan diri, kekuatan, serta kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri sendiri. 

Dengan memahami itu semua, maka langkah selanjutnya adalah mencari jalan atau solusi untuk membuat kreativitas dalam kehidupan kita, termasuk sebagai seorang pelajar. Jadi, secara umum, ciri-ciri pelajar intelektual itu:

Mempunyai ciri berfikir dan bertindak berdasarkan ilmu, iman, dan amal secara berkesinambungan antar ketiganya

Melalui gambaran ciri-ciri pelajar intelektual tersebut, memberikan informasi kepada kita, bahwasanya menjadi seorang pelajar intelektual merupakan sebuah anugerah tersendiri. 

Didasari dengan ilmu, kemudian di-Imani secara yakin, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Secara otomatis, sebuah amal yang didasarkan pada ilmu, diperkuat dengan keyakinan penuh, akan memberikan efek berbeda dibandingkan dengan amalan yang dilakukan asal-asalan. Mari kita bedah bersama, apa itu ilmu, iman, dan amal, he

Berbicara tentang ilmu, dapat diartikan sebagai pengetahuan terhadap sesuatu secara sistematis (bersambung, berkaitan, sesuai kaidah ilmu) untuk menjelaskan gejala, atau suatu pembahasan, yang mana dapat dipertanggungjawabkan secara akademik (keilmuan). Apa maksudnya yah teman-teman, he, simpelnya gini aja deh saya kasih contohnya, perbedaan antara pengetahuan biasa dengan pengetahuan berdasarkan ilmu.

Pengetahuan biasa: 

Masyarakat berpendapat jika terjadi gerhana matahari, maka seolah-olah matahari itu sedang dimakan Buto Ijo, nah untuk mengusir Buto Ijo itu, masyarakat secara bersama-sama menabuh berbagai alat secara serentak dan keras, demi mengusi Buto Ijo

Pengetahuan berdasarkan ilmu:

Terjadinya gerhana matahari dikarenakan adanya posisi Bumi, Bulan, dan Matahari yang membentuk satu garis lurus

Nah, saya kira teman-teman semua bisa memberikan contoh yang lain, dari perbedaan antara pengetahuan biasa dengan pengetahuan berdasarkan ilmu, bisa dilanjut melalui kolom komentar yah kalau mau kasih contoh lain, atau bertanya tentang sesuatu, he

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun