Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenapa Masih Ada Pemaksaan Jilbab di Sekolah?

6 Agustus 2022   15:42 Diperbarui: 6 Agustus 2022   15:47 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dugaan Pemaksaan Jilbab - jogjapolitan.harianjogja.com

Dunia pendidikan harus menjadi dunia yang menyenangkan, namun penuh dengan ilmu, penuh dengan makna, yang bisa diserap dengan mudah oleh siswa. 

Disinilah penting perang guru di sekolah atau orang tua ketika di rumah, untuk memberikan pendidikan yang baik.

Memaksakan jilbab pada siswa, sama halnya dengan perbuatan intoleran. Memaksakan jilbab pada siswa, berpotensi membuat anak mengalami depresi dan mencari pelarian di luar sekolah atau rumah. 

Memaksakan jilbab justru berpeluang membuat anak sulit memahami esensi dari agama itu sendiri.  

Seperti kita tahu, sebagian ulama fikih tidak mewajibkan untuk memakai jilbab. Muslimah hanya diwajibkan berpakaian secara pantas, sopan, sesuai dengan tradisi masyarakat yang berlaku.

Al Quran sendiri sangat menghargai kebebasan setiap individu, dan tidak pernah melakukan pemaksaan. Pilihan seseorang untuk beriman atau tidak pun, merupakan hak dasar masing-masing orang. 

Dalam setiap ucapan dan perilaku yang dicontohkan Rasulullah SAW pun, juga tidak ada yang mengandung unsur paksaan. 

Begitu juga ketika Islam masuk ke tanah Jawa melalui wali songo, juga tidak pernah ada unsur paksaan. Yang terjadi justru akulturasi antara Islam dan budaya lokal, yang jejaknya masih bisa kita lihat dan rasakan hingga saat ini.

Karena itu, hentikanlah segala paksaan dalam bentuk apapun dengan tujuan apapun. Termasuk dalam hal berhijab. 

Karena hijab itu merupakan keputusan personal, yang butuh proses panjang untuk menyatakan siap atau tidak. Semoga ini bisa jadi renungan bersama buat kita semua. Salam toleransi antar sesama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun