Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Menghina, Apalagi Menginjak Keyakinan yang Berbeda

22 Januari 2022   09:02 Diperbarui: 22 Januari 2022   09:06 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perdamaian Indonesia - indonesiadamai.org

Banyak orang yang menyayangkan terkait viranya video seorang pemuda yang menendang sesajen di gunung Semeru sambil berteriak takbir. Dalam video tersebut dia mengatakan bahwa hal inilah yang membuat Allah murka. Yang dimaksud hal ini adalah sesajen tersebut. 

Setelah video viral, banyak orang yang mengkutuk, menyayangkan tindakan intoleran tersebut. Pemuda tersebut akhirnya ditangkap dan harus berusan dengan yang berwajib. Dia akhirnya meminta maaf, atas perbuatan yang dilakukannya.

Apa yang fatal dari perbuatan pemuda tersebut? Dia tidak menghargai nilai-nilai kearifan lokal yang telah ada. Terlebih dia menggunakan takbir, yang seoalah menggambarkan bahwa Islam melarang sesaji tersebut. 

Islam tidak melarang sepanjang tidak diniatkan untuk menyebah Allah. Bahkan dalam Al Quran dijelaskan, "Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan." (Surat al- An'am ayat 108)

Surat tersebut sangat jelas. Islam tidak menghendaki penyerangan secara fisik. Bahkan mencaci pun tidak boleh. Islam sangat toleran dengan agama-agama lain yang ada. 

Terlebih sesaji merupakan bagian dari ritual yang sering digunakan agama Hindu. Sementara masyarakat Tengger yang ada di sekitar gunung Merapi, pada umumnya memeluk agama Hindu. Dan Islam secara tegas melarang umatnya mencaci sesembahan, termasuk bagaimana cara seseorang dalam menyembah.

Jika dalam Al Quran ditegaskan hal tersebut, kenapa masih saja ada banyak seseorang yang membawa atribut keagaman untuk mencaci pihak lain? Mari bekali diri dengan literasi. Mari bekali diri dengan pemahaman agama yang benar. 

Dalam tafsir Imam Ibu Katsir dijelaskan, "Di jaman Nabi dulu, ada seorang muslim yang mencela sesembahan orang-orang kafir, lalu celaan tadi dibalas oleh orang kafir dengan berlebihan. Mereka mengolok-olok Allah SWT dengan celaan yang amat dan tanpa didasari ilmu". Sekali lagi, mari kita introspeksi. Jangan menghina, apalagi menginjak keyakinan yang berbeda.

Dalam beragama harus punya landasan yang kuat dan benar. Perlu diketahui bahwa sesajen sudah ada jauh sebelum Islam masuk ke Indonesia. Dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia, Wali Songo tidak pernah mengajarkan kebencian, tidak pernah mengajarkan mencaci. 

Padahal ketika Islam masuk, masyarakat sudah memeluk agama Hindu atau Budha. Kenapa sekarang ada seseorang yang mengaku muslim, justru menunjukkan perilaku yang tidak toleran terhadap agama lain?

Ada yang menganggap sesaji yang diletakkan di sawah atau tempat terbuka, ditujukan untuk penunggunya. Namun jika kita lihat, sesaji tersebut justru dimakan oleh burung, ayam atau binatang lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun