Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mari Saling Berdampingan, Jangan Saling Tebar Kebencian

25 September 2021   14:30 Diperbarui: 25 September 2021   14:44 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perdamaian Indonesia - jalandamai.org

Fakta yang terjadi saat ini adalah maraknya provokasi dan ujaran kebencian di media sosial. Merupakan fakta bahwa banyak orang yang menyalahgunakan kemajuan teknologi, untuk menebar pesan-pesan negatif dan menyesatkan. Dalam apa saja, provokasi dan kebencian selalu menyelimuti media sosial tanah air. Ketika tahun politik hampir setiap menit dan detik, provokasi, hoaks dan kebencian bermunculan. Ketika bencana, perilaku menyesatkan tersebut masih terjadi. Bahkan di masa pandemi seperti pun, terkadang masih saja oknum-oknum tertentu yang membuat kegaduhan dengan menyebarkan provokasi, hoaks dan ujaran kebencian.

Kalau berpikir secara logis, tentu kita sepakat bahwa menebar kebencian jelas tidak ada manfaatnya. Menebar kebencian justru hanya melahirkan kebencian-kebencian baru, yang bisa memicu terjadinya konflik yang lebih besar. Hal ini bisa terjadi karena tingkat literasi masyarakat masih belum sama, bahkan cenderung masih rendah. Informasi apapun akan cenderung dicerna secara mentah-mentah, tanpa melakukan cek ricek terlebih dulu.

Sebagai generasi yang melek literasi, kita semua harus bisa mencegahnya. Bagaimanaya caranya? Saatnya aktif menyebarkan informasi yang menyejukkan, pesan-pesan kedamaian, dan mengajak orang lain untuk saling menghargai satu dengan lainnya. Hal ini penting karena Indonesia adalah negara yang sangat majemuk. Indonsia adalah negara yang mempunyai tingkat keragaman tinggi sejak dari asalnya. Karena keberagaman inilah, Indonesia tumbuh menjadi negara besar yang sangat terbuka tapi tetap mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.

Karena hidup dalam keberagaman, kita pun harus bisa hidup berdampingan dengan perbedaan. Tak perlu lagi mempersoalkan kenapa kita saling berbeda. Karena manusia pada dasarnya memang saling berbeda. Tuhan menciptakan manusia pun juga saling berbeda. Perbedaan yang melekat dalam diri setiap manusia, merupakan keniscayaan dan tidak perlu untuk diperdebatkan. Mari tetap kita junjung semboyan bhinneka tunggal ika, berbeda-beda tetapi tetap satu.

Sebenarnya, tidak sulit untuk bisa hidup berdampingan, jika kita semua bisa berpikir secara terbuka. Karena hidup berdampingan pun pada dasarnya sudah kita lakukan sejak dulu. Dalam budaya manapun, atau dalam agama apapun, mengajarkan untuk saling menghargai dan tolong menolong. Istilah yang paling umum kita dengan adalah gotong royong, adalah bentuk rasa saling menghargai, menghormati dan tolong mmenolong.

Dalam perkembangannya, memang tidak dipungkiri ada saja pihak-pihak yang menebar kebencian dan terus mempersoalkan keberagaman. Dalam kasus tertentu justru mengerikan. Karena mempersoalkan kenapa ada non muslim. Bukankah mayoritas masyarakat Indonesia muslim? Ada yang mempersoalkan Jawa dan non Jawa. Provokasi semacam ini jelas tidak manfaatnya. Tidak sedikit provokasi semacam ini berujung pada perilaku intoleran, bahkan kekerasan yang berujung pada tindakan terorisme.

Mari cooling down. Terimalah kenyataan bahwa kita tinggal dalam lingkungan yang saling berbeda. Saling berbeda bukanlah sebuah kesalahan, bukanlah sesat atau tidak sesat. Saling berbeda merupakan anugerah yang diberikan Tuhan, agar kita bisa belajar saling mengerti, saling memahami dan tetap mengedepankan toleransi antar sesama manusia. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun