Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meneladani Semangat Idul Kurban, Mari Saling Berbagi di Masa Pandemi

24 Juli 2021   07:55 Diperbarui: 24 Juli 2021   07:56 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seluruh umat muslim di seluruh dunia baru saja memperingati hari raya Idul Adha. Di Indonesia ada juga yang menyebut Idul Kurban. Karena pada kesempatan ini ditandai dengan menyembelih binatang ternak, sebagai bentuk kurban atas rasa rahmat dan rezeki yang selama ini telah diberikan. Kurban ini juga merupakan bentuk berbagi dalam umat muslim. Daging kurban yang telah disembelih tidak dimakan sendiri, tapi dibagikan ke masyarakat sekitar.

Semangat berbagi itu harus terus dipertahankan, termasuk di masa pandemi seperti sekarang ini. Kita harus terus saling menguatkan bukan saling melemahkan. Banyak hal yang bis akita jadikan pembelajaran bersama di masa pandemi ini. Tentu kita semua sepakat, bahwa setiap peristiwa selalu ada hikmahnya. Tuhan menciptakan pandemi bagi seluruh umat manusia di dunia ini, pasti ada maksudnya.

Salah satu yang bisa kita lakukan adalah menjaga agar kita senantiasa saling berbagi. Memang terkesan mudah, namun bagi sebagian orang implementasinya akan sulit. Terlebih di masa pandemi ini, banyak masyarakat yang di phk, karena tempat bekerjanya tutup. Banyak masyarakat yang sama sekali tidak ada pemasukan. Untuk memenuhi kebutuhan pribadi saja sulit, bagaimana bisa berbagi? Mungkin diantara kita ada yang mengalami hal semacam ini. Satu hal yang perlu diingat, berbagi tidak akan membuat kita miskin, atau mengalami hal-hal yang tidak diinginkan.

Di masa pandemi ini, banyak orang memborong tabung oksigen hingga harganya naik berkali lipat. Niatnya baik, untuk antisipasi. Terlebih dalam hal pandemi seperti sekarang ini, semua orang bisa saja terpapar. Namun, dalam perjalananya ada tetangga kita yang tidak bisa beli tabung oksigen dan butuh bantuan tabung oksigen karena sudah gejala berat. Disisi lain rumah sakit sudah penuh. Lalu, apakah kita akan meminjamkan tabung oksigen yang telah kita beli? Pada titik inilah diperlukan semangat berkurban di masa pandemi.

Bagaimana jika kita menjadi korban yang terdampak pandemic, apakah juga harus saling berbagi? Menjalankan semangat berbagi tidak hanya dalam bentuk barang. Masih banyak cara untuk bisa saling berbagi. Dengan menyebarkan informasi yang benar, inspiratif dan bisa menjadi penyemangat masyarakat yang menjalani isolasi mandiri, juga merupakan bentuk berbagi. Dengan menyebarkan link untuk mengisi tabung oksigen, untuk membeli obat covid, juga merupakan bagian dari berbagi informasi.

Belakangan ini mulai muncul solidaritas warga bantu warga di masa pandemi. Untuk bisa keluar dari pandemi tidak bisa sepenuhnya menggantungkan ke pemerintah. Perlu solidaritas bersama. Pemerintah sudah berusaha mendatangkan vaksin, berusaha menjaga pasokan obat, kita sebagai masyarakat juga harus membuang ego kita dan mau menerapkan protokol kesehatan di lingkungan sekitar kita sendiri. Berbagi antar sesama dan membuang ego pribadi, tidak keluar rumah jika tidak penting, dan tetap mengedepankan protokol kesehatan menjadi hal yang harus dilakukan di masa pandemi. Salam solidaritas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun