Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mari Saling Memberi Teladan di Masa Pandemi

3 Juli 2021   13:48 Diperbarui: 3 Juli 2021   13:50 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Damai Itu Indah - tribunnews.com

Kampanye menerapkan protokol kesehatan nyatanya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Membiasakan kebiasaan baru di masa pandemi ini, nyatanya perlu berbulan bahkan bertahun untuk sosialisasi. 

Faktanya, masih saja ada masyarakat yang tidak percaya virus covid, merasa sehat, sehingga tidak menggunakan masker. Masih juga ada yang menganggap bahwa pandemi ini merupakan permainan tingkat tinggi, permainan China dan segala macamnya. Banyak sekali pandangan dan informasi yang menyesatkan, beredar di media sosial.

Pandangan dan informasi yang menyesatkan ini, harus dikurangi, kalau bisa dihilangkan di masa pandemi. Pada titik inilah diperlukan kesadaran semua pihak, dari level masyarakat yang paling bawah hingga level petinggi di pemerintahan. Sinergi antar elemen masyarakat sangat diperlukan, agar optimisme tetap terjaga. Hanya dengan menjaga semangat optimisme inilah, kita semua akan bisa melewati pandemi.

Dalam seminggu terakhir ini saja, media massa terus memberitakan para tokoh yang meninggal akibat covid-19. Mungkin diantara kita juga mengalami hal yang sama. Teman, keluarga dan rekan kerja, meninggal akibat covid-19. Dalam kondisi seperti ini, masih saja ada pihak yang 'menggoreng' informasi. Pemerintah dianggap menakuti, tidak mendidik dan segala macamnya. 

Disisi lain, pemerintah dan semua pihak terus mengkampanyekan untuk mengedepankan protokol kesehatan. Bagi masyarakat yang sudah berpikiran buruk, bisa lebih condong pada provokasi yang berbedar. Akibatnya, mereka tidak hanya menaati protokol kesehatan, tapi juga bisa melakukan sharing tanpa melalui saring terlebih dulu.

Mari kita berpikiran jernih. Mari saling memberikan teladan, setidaknya bagi anak-anak dan keluarga terdekat. Jika kita sebagai tokoh masyarakat yang mempunyai kedudukan penting, alangkah lebih baik jika bisa memberikan teladan untuk masyarakat. 

Dalam hal ini kita bisa meniru apa yang telah dilakukan oleh Prof Quraish Shihab. Selain tetap memberikan dakwah yang mencerahkan, beliau juga membuat buku yang bisa dibaca secara gratis dengan judul "Corona Ujian Tuhan : Sikap Muslim Menghadapinya."

Dalam buku tersebut dijelaskan tentang bagaiamana Islam memandang corona. Juga dijelaskan tentang kekeliruan seorang kyai/ustaz dalam memahami corona. Salah satunya adalah adanya istilah "takut kepada Allah dan takut terhadap virus." Orang yang memenuhi prokses dianggap lebih takut pada virus dibanding takut kepada Tuhan. Orang yang tidak berani sholat di masjid, dianggap takut virus dibanding takut Tuhan. Logika semacam ini jelas kurang tepat. Kok bisa?

Dalam buku ini dijelaskan, bahwa tidak selalu takut kepada Allah dipertentangkan dengan takut kepada Allah. Disamping itu, dalam ajaran Islam juga mengenal istilah dharurat dan hajat. Dimana dibolehkan melakukan hal-hal, walau dalam keadaan normal diharapkan oleh agama. 

Ini artinya, shalat jamaah ketika normal harus berdekatan kini ketika pandemi harus menjaga jarak, tidak masalah dan tidak berdosa. Tidak melakukan shalat jumat di masjid khusus untuk daerah yang zona merah, juga tidak masalah alias diperbolehkan.

Sekali lagi, mari saling membekali diri dengan ilmu pengatahuan dan informasi yang benar. Mari saling memberikan contoh dan teladan, agar informasi dan perilaku yang menyesatkan tidak terjadi di masa pandemi ini. Salam introspeksi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun