Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ramadan, Zakat, dan Pembersihan Diri dari Bibit Negatif

9 Mei 2021   05:14 Diperbarui: 9 Mei 2021   07:01 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zakat Fitrah - liputan6.com

Tak terasa Ramadan sebentar lagi akan berakhir. Sebentar lagi seluruh umat muslim di seluruh dunia akan segera merayakan hari kemenangan. Dan untuk melengkapi hari kemenangan tersebut, seluruh umat muslim melakukan zakat fitrah, untuk membersihkan segala kesalahan, kekurangan dan dosa yang terjadi selama Ramadan. Sehingga umat muslim bisa menjadi pribadi yang bersih di hari raya idul fitri.

Ramadan mengajarkan banyak hal. Tidak hanya menahan lapar dan haus, Ramadan juga mengajarkan untuk saling mengendalikan diri. Mengendalikan diri untuk tidak terjerumus dalam perbuatan yang tidak baik. Pengendalian ini penting untuk dilakukan, agar kita tidak mudah tergoda. Seperti kita tahu, di era kemajuan digital ini, banyak masyarakat yang mudah tergoda dan terprovokasi dengan informasi menyesatkan. Hoaks, ujaran kebencian dan provokasi, masih menjadi persoalan yang harus diselesaikan.

Jika kita sebelumnya sempat masuk dalam kategori pribadi pembenci, penebar kebencian dan provokasi, saatnya untuk melakukan introspeksi. Hal ini penting dilakukan agar tidak lagi melakukan hal serupa setelah Ramadan usai. Mari tanamkan Ramadan dalam diri setiap hari. Agar kita selalu senantiasa melakukan perbuatan baik setiap hari.

Ramadan juga mengajarkan kepada untuk saing berbagi antar sesama. Ketika Ramadan, aktifitas berbagi takjil menjadi hal lumrah terjadi. Aksi berbagi makanan untuk buka atau sahur, juga lumrah terjadi di bulan Ramadan. Mari terus kita jalankan hal-hal positif ini agar kehidupan sekitar kita ikut menjadi positif. Dan bentuk berbagi lainnya adalah zakat.

Zakat fitrah ini tidak hanya sebatas kewajiban untuk mengeluarkan 3,5 liter beras. Namun nilai-nilai yang terkandung dalam zakat fitrah, sangat luhur sekali. Sebagai masyarakat Indonesia, bentuk saling berbagi ini pada dasarnya bukanlah hal yang baru. Jika kita bisa memadukan antara zakat fitrah dan gotong royong, tentu akan mampu menjadi fondasi yang kuat untuk membentengi diri dari segala pengaruh negatif.

Di era digital ini, tentu banyak sekali pengaruh negatif yang harus dihindari. Dengan majunya teknologi, tingkat kejahatan, potensi terpaparnya pengaruh negatif juga semakin besar. Jika kita punya fondasi yang kuat, maka akan sulit terpapar pengaruh negatif. Ideologi radikal adalah salah satu pengaruh buruk yang harus dihindirasi. Radikalisme terus menyusup dengan berbagai cara. Kalau kita tidak menghilangkan bibit radikal ini dalam diri, dikhawatirkan akan bisa merusak kerukunan yang telah ada.

Mari kita renungkan bersama. Belajarlah ilmu terima kasih. Belajar menerima dan belajar mengasih atau memberi. Ibarat sebuah gelas yang terus diisi air, maka air itu akan terbuang sia-sia. Namun jika air dalam gelas itu dimanfaatkan untuk keperluan lain, air dalam gelas memang berkurang, bahkan mungkin akan habis. Namun jika gelas diisi air lag, gelas akan bisa menampung dan tidak ada yang tumpah secara sia-sia. Begitu juga dengan rezeki yang kita terima. Tuhan akan selalu senantiasa memberikan rezeki kepada seluruh umat manusia. Dan tugas manusia adalah menyalurkan rezeki tersebut untuk keperluan yang lebih baik. Salam berbagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun