Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ulama, Ajaran Nabi dan Kearifan Lokal NKRI

16 Januari 2021   10:28 Diperbarui: 16 Januari 2021   10:30 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perdamaian Indonesia - jalandamai.org

Indonesia memang berkembang menjadi negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Namun Indonesia bukanlah negara Islam. Indonesia adalah negara yang beragama, yang mengakui banyak agama. Karena itulah, Indonesia menjamin setiap warga negaranya untuk memeluk agama berdasarkan keyakinannya masing-masing. Hal ini pula yang membuat tingkat keberagaman di Indonesia begitu besar. Karena keragaman ini pula, menuntut sikap saling menghargai, menghormati, toleransi dan gotong royong begitu kental di Indonesia.

Karena Indonesia berkembang menjadi negara Islam terbesar, tentu saja keberadaan ulama mempunyai peranan penting di negeri ini. Berbicara tentang ulama, dulu kita mengenal keberadaan Wali Songo, ketika menyebarkan Islam di tanah Jawa. Penyebaran Islam di Indonesia memang tidak bisa dilepaskan dari peran para wali tersebut. Dalam penyebaran Islam, tidak pernah dilakukan dengan cara kekerasan, menebar kebencian, atau mencari kesalahan orang lain. Yang dilakukan justru merangkul, seperti yang diajarkan para Nabi. Dan terbukti, jejak rangkulan itu telah melahirkan akulturasi budaya yang bisa kita lihat hingga saat ini.

Ulama memang cenderung identik dengan umat muslim. Namun, bagi umat non muslim, tentu juga punya sebutan tersendiri untuk para tokoh agama. Intinya, gelar ulama atau tokoh agama, habibt, imam besar atau yang lainnya, harus mencerminkan nilai-nilai agama, yang pernah dicontohkan dalam ajaran Nabi. Dan seseorang yang sudah menyandang gelar tokoh agama atau ulama, tentu tidak boleh semena-mena, dan tetap harus menjaga ucapan dan perilakunya. Karena ulama merupakan contoh bagi masyarakat.

Untuk bisa mendapatkan gelar ulama, tentu bukan perkara mudah. Dalam Al Quran disebutkan, ulama sebagai warasatul anbiya, yaitu agen penerus dakwah Islam setelah selesainya era kenabian. Pada titik inilah setidaknya ada tugas yang harus dilakukan oleh para ulama. Diantaranya adalah tugas untuk merawat dan melanjutkan yang telah diwariskan pada Nabi sebelumnya. Dan salah satu warisan penting dari para Nabi adalah tentang keesaan Allah dan ajaran tentang akhlaqul karimah.

Tugas berikutnya adalah dakwah Islam. Menyebarkan Islam yang rahmatan lil alamin ke seluruh umat manusia yang ada di bumi ini. Dalam konteks Indonesia, menjalankan misi dakwah ini tentu akan banyak sekali tantangannya. Terlebih di era milenial, yang saat ini dipenuhi dengan ujaran kebencian, hoaks dan provokasi. Tidak hanya itu, di Indonesia, sentimen agama masih sering digunakan untuk mewujudkan kepentingan tertentu. Dalam konteks politik misalnya, agama masih sering dibawa-bawa untuk mendapatkan dukungan.

Itulah kenapa menteri agama sempat mengingatkan, agar agama jangan dijadikan sumber aspirasi, tapi harus dikembalikan menjadi sumber inspirasi. Agama memang semestinya menjadi tempat yang netral. Karena agama sudah mempunyai tugas sendiri. Dan ulama, tentu tidak boleh mengotori kesucian dari agama, untuk kepentingan apapun. Jika hal ini bisa dilakukan oleh semua pihak, tentu membangun tatanan sosial yang adil dan makmur, yang juga menjadi tugas ulama dan tokoh agama, akan dengan mudah diwujudkan. Kombinasi antara ajaran Nabi dan membangun tatanan sosial, akan bisa menguatkan negara kesatuan republik Indonesia, sebagai negara yang damai, toleran dan sangat menghargai keberagaman. Salam damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun