Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Setop Saling Curiga, Bangun Rasa Saling Percaya

24 Oktober 2020   09:04 Diperbarui: 24 Oktober 2020   09:23 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memperkokoh Persaudaraan, jalandamai.org

Pernahkah di antara kita selalu curiga dengan seseorang? Pernahkah kita selalu menganggap jelek, meragukan atau meremehkan orang lain karena sesuatu? Sikap semacam ini mungkin banyak dirasakan oleh sebagian orang. Bisa terjadi antarteman, antar saudara, antar teman sekerja, ataupun antara masyarakat ke elit politik, atau sebaliknya. Kecurigaan itu muncul karena tidak adanya kepercayaan antar keduanya.

Bayangkan jika kecurigaan personal itu berkembang menjadi kecurigaan komunal. Semua orang saling curiga karena tidak adanya kepercayaan sedikit pun. Apa jadinya jika orang tua tidak percaya dengan anaknya sendiri atau sebaliknya. 

Apa jadinya jika anggota organisasi tidak percaya dengan ketua organisasi. Apa jadinya jika masyarakat tidak percaya dengan RT, RW, hingga lurah. Dan apa jadinya jika seluruh masyarakat tidak percaya dengan pejabat pemerintahan? Semuanya akan saling curiga, saling caci, saling mencari kesalahan dan kejelekan. Sikap saling curiga ini akan memicu terjadi perilaku intoleran, yang berpotensi merugikan semua orang.

Indonesia adalah negara besar. Bermacam suku dengan keanegaragaman budaya, bahasa dan agama ada di dalamnya. Keberagaman ini merupakan anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita semua. Karena tidak ada negara yang mempunyai tingkat keragaman sebesar Indonesia. 

Apa jadinya jika di antara masyarakat, diantara suku saling curiga. Apa jadinya jika muslim curiga dengan yang non muslim atau sebaliknya? Karena kita tidak mau menghendaki hal itu terjadi, kita punya toleransi yang mengharuskan kita saling mengerti dan saling memahami satu dengan yang lain.

Nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila pada dasarnya mengajarkan untuk membangun rasa saling percaya. Kita harus percaya dengan Tuhan YME yang telah menciptakan alam semesta ini. Karena kita percaya, maka segala perbuatan dan ucapan kita harus tetap mengedepannkan kebaikan. Kita kita manusia yang memiliki akal dan perasaan, sejatinya kita juga percaya untuk bisa saling memanusiakan. Karena manusia pada dasarnya makhluk sosial, yang saling membutuhkan satu dengan yang lain.

Kita juga diajarkan untuk saling percaya satu dengan yang lain. Tanpa rasa saling percaya tersebut tentu mustahil persatuan dan kesatuan akan terwujud hingga saat ini. Para pendahulu kita bisa mengusir penjajah karena saling percaya satu dengan lain, sampai akhirnya melahirkan persatuan. Perjuangan secara primordial selama bertahun-tahun, terbukti tidak menghasilkan perjuangan yang maksimal.

Budaya kita juga mengajarkan percaya bisa memecahkan masalah melalui musyawarah. Budaya ini terbukti bisa dilakukan oleh semua orang dengan latar belakang apa saja. Musyawarah bisa dilakkan di lingkungan keluarga, perusahaan, parlemen hingga pemerintahan. Namun ingat, dasar dari musyawarah ini adalah saling percaya. 

Jika di antara peserta musyawarah saling curiga, maka mufakat akan mustahil untuk didapatkan. Kita masyarakat Indonesia, yang punya budaya saling percaya. Karena itu, belajarlah untuk saling percaya, sepanjang untuk kepentingan yang lebih baik. Salam damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun