Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjadi Influencer Berbhinneka Tunggal Ika

18 September 2020   20:29 Diperbarui: 18 September 2020   20:38 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bhinneka Tunggal Ika - nusabali.com

Perkembangan teknologi informasi di Indonesia memang begitu pesat. Anak-anak kecil sudah begitu familiar menggunakan gadget. Bahkan ujian di tingkat sekolah pun sudah mulai menggunakan computer. Dan tidak hanya itu saja. 

Segala aktifitas di dunia nyata, banyak yang sudah bisa dilakukan di dunia maya. Aktifitas mendapatkan informasi pun, begitu mudah dilakukan. Hanya dengan sekali klik, informasi yang kita inginkan langsung didapatkan.

Kemajuan teknologi ini tidak hanya memberikan dampak positif, tapi juga memberikan dampak negative, karena pemanfaatan yang salah oleh orang yang tak bertanggung jawab. Kecepatan penyebaran informasi, justru disalahgunakan untuk kepentingan yang tidak baik. Salah satunya adalah penyebaran hoaks dan ujaran kebencian yang begitu masif di dunia maya.

Penyalahgunaan media sosial ini, sudah marak sejak beberapa tahun lalu. Ketika ISIS memerintahkan simpatisannya untuk menguasai media sosial, sejak saat itulah provokasi dan propaganda radikalisme begitu masif terjadi. Tak terkecuali di Indonesia. 

Para simpatisan ISIS ketika itu terus menyebarkan informasi yang menyesatkan. Mereduksi istilah Islam yang akhirnya membingungkan banyak orang. Jihad diartikan mengebom. Padahal jihad merupakan sebuah perjuangan untuk mewujudkan sebuah kebaikan. Bekerja pun juga bisa dimaknai sebagai jihad.

Banyaknya informasi yang menyesatkan di dunia maya, dikhawatirkan bisa membuat banyak generasi muda terkontaminasi. Banyak sesama teman memutus tali pertemanan, hanya karena terprovokasi oleh informasi yang salah dari temannya. Tidak sedikit antar saudara bisa saling bermusuhan hanya karena berbeda paham. Bahkan ketika tahun politik, perseteruan bisa semakin nyata antara saudara, tetangga, teman atau yang lainnya.

Pertanyaannya, kenapa kita bisa saling berseteru? Kenapa begitu mudah kita terprovokasi? Mari kita introspeksi sejenak. Mari kita coba renungkan, apa yang salah dari diri kita, bukan apa yang salah dari orang lain. Tidak ada yang salah dengan keragaman suku, budaya, agama dan bahasa di negeri ini. 

Tidak ada yang salah dengan perbedaan yang ada di lingkungan sekitarnya. Yang salah adalah kita yang tidak bisa memahami keberagaman itu sendiri. Yang salah adalah kita tidak bisa berdampingan dengan yang namanya keberagaman. Sekali lagi, mari kita introspeksi.

Jangan rusak negeri yang indah ini dengan provokasi. Mari menjadi influencer yang bisa bermanfaat buat masyarakat luas. Mari manfaatkan sosial media untuk tujuan mendidik, untuk tujuan saling menyatukan, untuk tujuan saling membantu, atau tujuan yang positif lainnya. Mari terus suarakan ke publik, kita semua adalah Indonesia, bukan aku, kamu atau kalian. Karena kita semua adalah Indonesia, mari terus jaga keberagaman yang ada di negeri ini. Salam damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun