Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kita Saudara, Stop Provokasi di Bumi Indonesia

31 Agustus 2019   07:54 Diperbarui: 31 Agustus 2019   07:58 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Damai - jalandamai.org

Papua. Propinsi yang kaya akan sumber daya alam dan keindahan alamnya itu, kembali bergejolak setelah dihantam provokasi demi provokasi di media sosial. Aksi pembakaran kembali terjadi. Tentu saja kita semua tidak menginginkan aksi kekerasan atas nama apapun di negara kita. 

Kita tidak menghendaki tindakan yang bisa merugikan kepentingan masyarakat. Dan yang tidak bisa dilupakan, aksi kekerasan tersebut tentu tidak bisa berdiri sendiri. Aksi kekerasan yang dipicu provokasi di media sosial, juga harus kita tentang.

Aksi kekerasan di tanah Papua yang terjadi belakangan ini, tak bisa dilepaskan dari maraknya aksi provokasi yang terus menyudutkan masyarakat Papua. 

Mungkin terkesan sederhana, tapi jika diskriminasi terus terjadi sejak lama, tak menutup kemungkinan amarah itu akan begitu mudah disulut. Mari kita semua menjadi penyejuk agar provokasi itu tak berujung pada tindakan intoleran.

Sudah banyak pengalaman menyedihkan di negeri ini, yang disebabkan karena provokasi. Di era penjajahan dulu, kita mengenal politik adu domba yang dilakukan oleh penjajah, untuk memecah belah persatuan masyarakat yang ketika itu terus melakukan perlawanan. 

Kita akhirnya bisa merebut kemerdekaan, setelah sadar bahwa provokasi itu memecah belah persatuan. Dan kemerdekaan itulah yang masih bisa kita rasakan hingga saat ini.

Sayangnya, dalam perjalanan mengisi dan mempertahankan kemerdekaan itu, provokasi masih belum juga hilang. Ada saja pihak-pihak yang tidak menghendaki kedamaian di negeri ini, dengan tetap mengeluarkan provokasi. 

Setiap momentum pilkada dan pilpres kemarin, provokasi juga masih terjadi. Masyarakat sengaja dibuat bingung untuk menentukan pilihan. Provokasi itu kemudian dipadukan dengan hoaks, yang membuat masyarakat semakin tidak bisa mengontrol amarahnya.

Beberapa tahun lalu, sekelompok massa melakukan aksi pembakaran tempat ibadah di Tanjung Balai, Sumatera Utara. Aksi pembakaran terjadi karena masyarakat merasa marah, setelah beredar sebuah postingan di media sosial. Belakangan, aksi yang mirip terjadi di tanah Papua. 

Sebelumnya, provokasi terjadi di Surabaya yang berujung pada aksi pembakaran di beberapa tempat di Papua. Beberapa hari yang lalu, aksi pembakaran terjadi dan masih dipicu oleh provokasi di media sosial.

Mari kita saling introspeksi. Hentikan caci maki dan provokasi yang disertai kebencian. Ingat, kita sama-sama manusia yang tinggal di tanah yang sama, di negeri yang sama. Tuhan dari awal telah menciptakan kita berbeda. Karena itulah, tidak perlu mempersoalkan perbedaan itu. 

Tak perlu mempermasalahkan kenapa kita hitam atau putih. Kenapa kita muslim atau non muslim. Kenapa kita Jawa atau non Jawa. Semua sama. Sama-sama Indonesia. Kita semua bersaudara.

Mari saling bergandengan tangan, memperkuat tali persaudaraan. Mari saling berdampingan, agar keragaman budaya dan adat istiadat di negeri ini tetap terjaga. Keragaman suku dan berbagai hal yang melekat dibelakangnya, merupakan identitas negeri ini. Indonesia adalah Aceh hingga Papua. 

Dan karena kita bersaudara, jangan kotori Aceh hingga Papua dengan ucapan dan perilaku yang bisa memecah belah persatuan. Belajarlah apa yang telah dicontohkan para pendahulu, yang melawan politik pecah belah penjajah dan memilih persatuan untuk bisa mendapatkan kemerdekaan. Salam damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun