Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bersuka Cita Mempertahankan Keragaman Indonesia

17 Agustus 2019   16:14 Diperbarui: 17 Agustus 2019   16:25 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suka Cita Kemerdekaan - liputan6.com

Banyak cara yang dilakukan ntuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia setiap 17 Agustus. Umumnya banyak digelar lomba, untuk meramaikan hari kemerdekaan ini. Mulai dari balap karung, kelereng, makan krupuk, panjat pinang, dan masih banyak lomba yang menyenangkan lainnya. Apa tujuannya? Bisa jadi semua itu dilakukan untuk mendapatkan suasana kegembiraan, suasana keriungan, suasana suka cita ketika itu. Karena semua orang bersuka cita, semestinya tidak ada lagi yang bersedih lantaran diskiriminasi. Tidak ada yang bersedih karana caci maki. Ataupun tidak ada yang bersedih karena persekusi.

Indonesia adalah beragam. Karena keragamannya itulah, suka cita di hari kemerdekaan semestinya bisa dinikmati oleh semua pihak dari berbagai kalangan. Kemerdekaan tidak boleh dinikmati oleh mayoritas, tapi minoritas pun juga harus bisa bersuka cita. Kemerdekaan tidak boleh dinikmati yang duduk di kekuasaan, rakyat yang memberikan amanah pun juga harus bisa menikmati esensi dari kemerdekaan itu sendiri.

Bersuka cita ini jangan diartikan sebagai sebuah kesenangan saja. Tapi juga harus diartikan terpenuhinya hak-hak semua orang. Artinya, suka cita ini merupakan dampak dari terjaganya toleransi, rasa saling menghormati dan tolong menolong antar sesama. Dengan terjaganya toleransi, maka keragaman negeri yang terdiri dari banyak suku, agama dan bahasa ini, tentu akan bisa terjaga. Warna-wani negeri ini akan tetap terjaga seperti taman bunga yang dipenuhi bunga yang berwarna-wani.

Jika warna-warni itu tetap terjaga, tentu kita akan merasa tenang, senang dan bisa saling berdampingan. Kalangan remaja yang menjadi generasi penerus, tidak akan lupa dengan sejarah para pendahulunya. Anak milenial tidak akan mudah terprovokasi dengan pesan kebencian, karena memang tidak ada budaya saling membenci di negeri ini. Yang ada adalah budaya saling menghormati agar tercipta sebuah kesetaraan dan kesejahteraan.

Semangat bersuka cita ini, semestinya tidak hanya terjadi di hari kemerdekaan saja, tapi juga harus terjadi setiap hari. Tidak boleh ada yang merasa paling kuat, paling besar, paling dominan dan segala macamnya. Semuanya mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Bentuk suka cita ini juga harus ditunjukkan dalam setiap ucapan dan perilaku, agar keramahan setiap orang tetap terjaga. Agar rasa saling tenggang rasa dan budaya gotong royong tetap terjaga. Jika kita semua bisa berkomitmen melakukan itu, maka bibit radikalisme dan intoleransi yang saat ini terus menyusup melalui media sosial, akan bisa ditekan dan hilang dari negeri ini. Selamat memperingati hari kemerdekaan Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun