Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ingat, Siapapun yang Terpilih, Kita Tetap Indonesia

17 April 2019   07:01 Diperbarui: 17 April 2019   07:11 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kita Semua Bersaudara - jalandamai.org

17 April 2019 menjadi hari yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia. Hari itu masyarakat Indonesia menentukan pilihannya dalam pesta demokrasi, pemilihan presiden dan wakil presiden serta pemilihan legislatif.

Pemilu merupakan ajang untuk mencari pemimpin yang jujur, bertanggung jawab dan amanah. Karena itulah pada masa kampanye, kita sebagai calon pemilih, diberi kesempatan untuk melakukan cek ricek, melihat track record agar kita tidak salah dalam memilih calon pemimpin. Baik pemimpin yang duduk di DPRD, DPR, DPD serta presiden dan wakil presiden.

Tak dipungkiri, berbagai cara dilakukan untuk merebut hati calon pemilihnya. Tidak sedikit yang sakit hati, karena calonnya dihajar dengan hoaks dan hate speech. Tidak sedikit yang merasa senang dengan performa pasangan calon yang dipimpin, tak sedikit yang kesal, kecewa, benci dan lain sebagainya.

Apapun reaksi kita dan kalian, mereka adalah calon pemimpin yang akan memimpin negeri ini. Mereka adalah calon wakil rakyat, yang akan mewakili kita yang duduk di parlemen. Karena itulah, jangan sampai salah pilih dan jangan sampai kita saling provokasi, agar calon yang kita pilih bisa duduk di kursi kekuasaan.

Akibat maraknya hoaks dan pesan kebencian ini, tak jarang membuat sebagian orang terpancing amarahnya. Dalam percakapan di grup wa, hingga percakapan di sosial media, tidak sedikit yang saling berbeda pendapat hanya karena sikap yang saling menjelekkan, tidak terima paslonnya dijelekkan dan lain sebagainya.

Itulah fakta yang terjadi selama masa kampanye kemarin. Semoga kebiasaan buruk itu tidak terjadi setelah proses pemilihan selesai. Siapapun pemimpin yang terpilih, kita semua harus menerimanya dengan lapang dada. Karena pilpres dan pileg, hanya merupakan sarana untuk mendapatkan pemimpin yang benar-benar atas keinginan rakyat.

Setelah pemelihan selesai, para pendukung pasangan calon diharapkan tidak ada lagi praktek saling membenci, saling menjelekkan, saling mencari kesalahan dan lain sebagainya. Mari kita satu tujuan, mengawal pemimpin terpilih agar bsia memberikan kontribusi positif bagi negeri ini.

Ingat, kita semua adalah bersaudara. Tuhan menciptakan kita berbeda-beda, dan menganjurkan agar antar sesama manusia saling mengenal satu dengan yang lainnya. Karena itulah manusia tak mungkin hidup sendiri, karena manusia adalah makhluk sosial, yang sejatinya saling membutuhkan satu dengan yang lainnya.

Indonesia adalah negara yang besar. Negara yang penuh dengan berbagai macam keanekaragaman suku, budaya, bahasa dan agama. Negara yang besar ini, tidak akan maju jika generasi penerusnya saling membenci satu dengan yang lainnya.

Negara yang besar ini butuh generasi penerus yang cerdas, inovatif, bertanggung jawab tapi tetap mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal dan ajaran agama. Karena itulah, saling saling bertengkar karena hanya akan menjauhkan kita dari ajaran agama.

Mari kita saling berdampingan dalam keragaman. Dan pemimpin yang terpilih, harus bisa menjadi pemimpin untuk semua, yang bisa tetap mempertahankan keragaman suku, budaya, bahasa dan agama. Karena kita Indonesia, tetap bersaudara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun