Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bersihkan Tahun Politik dari Hoax dan Kebencian

8 Oktober 2018   22:29 Diperbarui: 8 Oktober 2018   23:07 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tahun Politik - www.dennysiregar.com

Mungkin bagi sebagian orang ada yang mengatakan, bahwa berbuat baik itu mudah. Mengendalikan perkataan itu mudah. Mengendalikan pikiran untuk tetap menebar kedamaian itu mudah. Namun, bagi sebagian orang, mungkin akan berlaku sebaliknya. Apalagi jika kemunculan hal-hal yang negatif itu ada kepentingan tertentu di belakangnya. 

Di tahun politik seperti sekarang ini, informasi yang menyesatkan nampaknya mendapat panggung yang cukup lega. Padahal, mungkin mayoritas publik tidak menyukai penyebaran hoax. Namun  bagi para pihak yang ingin menjatuhkan elektabilitas paslon, tentu menyebarkan hoax menjadi hal yang dianggap perlu. Padahal, dampak dari penyebaran hoax ini jelas-jelas merugikan kepentingan bangsa dan negara.

Contoh yang paling sederhana dan masih terlihat nyata adalah, kasus hoax Ratna Sarumpaet. Ketika Ratna merekayasa bengkak diwajahnya karena akibat penganiayaan, publik langsung meresponnya dengan memberikan simpati. Tapi karena tidak sedikit diantara masyarakat yang menyimpan bibit kebencian, bengkaknya wajah itu langsung diarahkan untuk menyerang kelompok tertentu. 

Di awal kejadian, pihak oposisi langsung menggelar konferensi pers untuk merespon hal ini. Setelah itupun opini di dunia maya berkembang begitu liar. Dan tentu saja, pihak petahana yang menjadi sasaran tembak empuk bagi posisi. Namun, ketika polisi mengatakan tidak menemukan dugaan penganiayaan, dan Ratna mengakui bahwa bengkaknya itu bukan karena penganiayaan, reaksi yang muncul langsung berbalik arah.

Simpatisan petahana menjadikan hal ini untuk menyerang balik. Sementara pihak-pihak yang awalnya memberikan pernyataan dan menyebarkan informasi hoax itu di media sosial, satu per satu mulai melakukan perminataan maaf. Hal ini menunjukkan bahwa hoax begitu mudah menjalar ke pemikiran setiap orang, tak terkecuali elit politik yang ada di negeri ini.

Ironisnya, penyebaran hoax ini juga disertai dengan penyebaran bibit kebencian, tanpa melakukan cek ricek terlebih dulu. Faktanya, karena hoax ini pula simpatisan atau pendukung kedua belah pihak, terlibat aksi saling menjelekkan satu dengan yang lain. Dan perbuatan saling menjelekkan inilah yang kemudian turut menyebarkan kebencian, dan berpotensi mengganggu kerukunan antar umat yang telah lama terjalin.

Marilah kita belajar dari kejadian ini. Mau sampai kapan kita saling membenci dan menyebar kereasahan dengan informasi menyesatkan? Mau sampai kapan saling menjelekkan, saling mencaci dan memaki, hanya untuk kepentingan sesaat? Mari kita dorong tahun politik ini dipenuhi dengan ide dan gagasan yang membangun, bukan ide untuk saling membenci.

Para tim sukses yang mempunyai latar belakang pendidikan lebih tinggi, berikanlah masyarakat ini tawaran program yang bagus, agar memunculkan diskusi-diskusi kecil di level masyarakat bawah. Jika masyarakat terus diprovokasi tentang provokasi yang sifatnya negative, bibit kebencian itu akan terus menyebar dan tumbuh subur.

Bersihkanlah mulai dari pikiran kita masing-masing. Ketika pikiran kita bersih dari segala bentuk bibit kebencian, maka ouput yang muncul pun adalah pesan-pesan yang penuh kesejukan dan kedamaian. Jika tahun politik dipenuhi pesan yang sejuk, pesan yang membangun, pesan yang memunculkan interaksi yang sehat antar sesama, pesan yang bisa merangsang lahirnya ide dan gagasan baru, tentu akan jauh lebih bermanfaat dibandingkan memunculkan informasi hoax. Semoga tulisan singkat ini bisa jadi bahan renungan buat kita semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun