Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jadilah Generasi Penyebar Pesan Damai di Era Milenial

22 September 2018   09:00 Diperbarui: 22 September 2018   09:30 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cinta Damai - www.sesorah.com

Banyak orang yang mengkhawatirkan, di tahun politik ini penyebaran ujaran kebencian dan hoax akan semakin meningkat. Banyak juga orang mengkhawatirkan, banyak generasi muda yang terprovokasi informasi yang menyesatkan tersebut.

Jika generasi muda tidak mempunyai filter dan menelan semua informasi secara mentah-mentah, dikhwatirkan diantara generasi muda ini nanti akan saling seteru satu dengan yang lainnya. Generasi muda harus menjadi generasi pembaharu, bukan generasi yang saling berseteru. Generasi tidak boleh saling mencaci, tapi harus saling memberi inspirasi.

Di era yang serba maju seperti sekarang ini, sebagian generasi muda justru terlibat saling seteru dan saling seteru, hanya karena sebuah perbedaan. Berbeda keyakinan bisa saling seteru, berbeda pilihan politik juga bisa saling caci.

Dalam tataran yang lebih ekstrim, perseteruan itu tidak hanya berada di wilayah maya, tapi juga dalam kehidupan nyata. Aksi persekusi menjadi lanjutan yang semestinya tidak terjadi. Bayangkan jika semua generasi yang hidup di era milenial seperti ini, tentu akan sangat menyedihkan.

Di era milenial seperti sekarang ini, kemjuan teknologi telah membuat segalanya berubah. Cara kita berinteraksi, cara kita menyerap informasi, hingga cara kita bertutur dan berperilaku juga berubah. Untuk mengungkapkan isi hatinya, banyak sekali media yang bisa digunakan. Salah satunya adalah media sosial.

Melalui media ini seseorang bisa dengan bebas mengungkankan ekspresinya. Dalam media sosial ini, interaksi antar sesama juga bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Kita seketika berinteraksi dengan penduduk Amerika, Arab, Asia dan negara manapun dalam waktu yang singkat. Karena kelebihan teknologi inilah, hampir aktifitas masyarakat juga banyak terjadi di dunia maya, khususnya di media sosial.

Namun tidak sedikit pula, informasi yang berisi konten negative juga ikut meramaikan dunia maya. Salah satu contohnya adalah ujaran kebencian dan propaganda radikalisme. Kenapa kita saling membenci ketika Allah SWT justru menyarankan kepada umat manusia untuk saling mengenal? Bukankah hidup rukun dalam keberagaman ini merupakan hal indah?

Bukankah keberagaman suku, budaya, bahasa dan agama ini juga merupakan bagian dari anugerah yang diberikan Allah kepada umat manusia? Jika kita bisa saling berdiskusi, saling bertukar pengalaman dan bermusyawarah kenapa masih ada kelompok yang merasa dirinya paling benar? Bukankah manusia itu berproses? Dan dalam proses itu pasti akan melakukan kesalahan dan kebenaran. Marilah kita menghargai dan menghormati proses yang terus berjalan hingga saat ini.

Generasi milenial saat ini terus berkembang jumlahnya. Jutaan anak muda ini tentu masih sedang berporeses, sesuai yang mereka harapkan. Mari kita saling mengingatkan. Agar dalam proses ini bisa mengarah pada hal yang lebih baik. Jangan benci seseorang yang masih berproses. Dan jangan pula kalian persekusi mereka yang barangkali melakukan kesalahan.

Generasi milenial harus mampu menjadi generasi mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal, dan pesan damai. Kenapa hal ini penting? Agar kita tidak lupa, bahwa sebenarnya kita adalah generasi yang mengedepankan perdamaian. Dari kecil hingga dewasa, orang tua selalu mengajarkan untuk saling menghormati, saling tolong menolong dan saling menghargai.

Orang tua juga mengajarkan kita untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan, agar kita bisa mencerna mana baik dan salah, atau mana yang bermanfaat atau tidak. Saatnya stop ujaran kebencian, dan jadilah generasi penyebar pesan damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun