Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lebih Baik Bersatu, Jangan Saling Berseteru

26 Juli 2018   07:23 Diperbarui: 26 Juli 2018   08:50 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persatuan Dunia - hajij.com

Tuhan menciptakan manusia di atas bumi ini dengan berbagai keanekaragamannya. Tidak hanya bentuk fisik yang beragam, adat istiadat, budaya, bahasa dan keyakinannya pun juga beragam. Karena itulah, Tuhan mengingatkan kepada setiap manusia, untuk saling mengenal satu dengan yang lain. Saling berinteraksi, agar bisa saling memahami dan tolong menolong. Dan jika semua masyarakat duni bisa duduk berdampingan menghargai keberagaman, saling menghormati dan tolong menolong, mewujudkan perdamaian dunia akan mudah diwujudkan.

Publik mengapresiasi pertemuan antara presiden Amerika Donald Trump dan presiden Korea Utara Kim Jong Un. Pertemuan pemimpin negara yang dulu sering berseteru itu, diharapkan bisa memberikan pengaruh positif bagi dunia. Beberapa waktu lalu, presiden Rusia Vladimir Putin juga bertemu dengan Trump di Finlandia. 

Pertemuan kedua pemimpin negara ini diharapkan juga bisa mengurangi perseteruan antar keduanya. Namun, Trump nampaknya sedang berseteru dengan presiden Iran Hassan Rouhani. Bahkan dalam status yang ditulisnya, Trump mengancam akan melakukan perang.

Di sisi lain, ancaman teror ISIS masih terjadi. Bahkan pemilu di Pakistan, terjadi ledakan bom bunuh diri di salah satu TPS. ISIS mengklaim telah melakukan aksi bom bunuh diri tersebut. Tidak hanya itu, potensi konflik juga bisa terjadi dengan keputusan parlemen Israel yang mengeluarkan UU 'Negara Bangsa Yahudi.' 

Dalam UU tersebut ditegaskan bahwa Israel adalah tanah air bangsa Yahudi yang bersejarah. UU tersebut juga mencabut bahasa Arab dari daftar bahasa resmi, serta kembali menegaskan bahwa Yerusalem sebagai ibukota Israel. Padahal, konflik antara Israel dan Palestina, yang masih terus terjadi karena perebutan kota Yerusalem ini.

Jika melihat hal diatas, mimpi mewujudkan persatuan dunia nampaknya masih sulit untuk dilakukan. Masih banyak pihak-pihak yang saling seteru, demi mewujudkan kepentingannya. Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Negeri ini dikenal sebagai negeri yang sangat mengedepankan toleransi dan saling menghargai. Namun ujaran kebencian masih marak terjadi di dunia maya. 

Para elit saling caci, sementara masyarakatnya tidak membekali diri dengan literasi. Akibatnya tidak sedikit yang menjadi korban provokasi. Sementara simpatisan ISIS juga masih ada di Indonesia. Artinya, potensi konflik dan perseteruan di negeri Indonesia juga masih berpotensi terjadi.

Lalu, apakah mewujudkan perdamaian itu begitu sulit? Apakah mewujudkan persatuan Indonesia dan dunia itu begitu sulit? Jawabannya ada di kita semua para penghuni bumi. Tuhan menciptakan manusia saling berbeda, tapi Tuhan menganjurkan diantara manusia untuk saling mengenal satu dengan yang lain. Semestinya, kita bisa bersatu tanpa harus berseteru. Salam damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun