Mohon tunggu...
Hergi is my name
Hergi is my name Mohon Tunggu... Freelancer - Tentang Sejarah

Sejarah akan selalu menyimpan rekam jejak dari setiap peristiwa semesta yang tak bisa dipungkiri kebenarannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nostalgia

11 April 2020   12:33 Diperbarui: 11 April 2020   12:48 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sahara yang membentang
Melesak butiran pasir
Mendesau nafas bumi
Merindu rintik walau sebentar

Tertatih langkah gontai
Peluh melucuti kemolekan
Sambil terik merajam lebam
Sang musafir tak jua goyah

Sejauh kelopak memandang
Jauh tak bertepi
Walau sejengkal derap
Belum jua nampak oase
Bibir mengkerut latah
Mata sembab suram
Hidung membau sengat
Namun langkah tetap berayun

Ada pesta di seberang pedepokan
Perayaan yang menyukakan hati Paduka
Semua Adipati turut berria girang
Sebab sang Paduka hanya hadir sesaat
Sebelum fajar
Cepatlah mendapatkan Paduka
Biar hanya memandang rupa
Selepas pergi yang melegenda

Nostalgia hari ini
Mengingatkan aorta pada Paduka silam
Kenangan saat tawa membuncah
Tentang malam yang menuai rindu kini
Nostalgia kemenangan Sang Paduka
Memuai pada setiap ingatan Adipati
Namanya tersiar di seluruh pedepokan
Selepas kenangan malam gemintang

Meski jarak yang melelahkan nuraga
Terik yang melebam  perih
Hati selalu kasmaran
Sang Paduka menyembuhkan kalbu.
Merayu rindu bersua
Walau raga terpisah
Namun hasrat tinggal tetap
Mengenang dalam diam
Nostalgia bersama sang Paduka...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun