Mohon tunggu...
Albert Purba
Albert Purba Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Ad Majorem Dei Gloriam

Membahasakan pikiran dengan kata dan aksara

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sungai dan Kesejahteraan Lahir Batin Kita

26 Maret 2021   16:43 Diperbarui: 27 Maret 2021   14:04 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Foto: Dokumen Pribadi)

Kenapa saya katakan lahir dan batin? Karena air adalah pembentuk kehidupan, lebih dari separoh tubuh kita terdiri dari air. Dan seperti kita ketahui lembaga penelitian seperti NASA yang mengirim pesawat canggih ke planet Mars untuk mengetahui apakah ada air di sana. Keberadaan air itu akan menjadi sebuah proyeksi kehidupan di Mars kelak. 

Di berbagai upacara keagamaan air juga memainkan peran penting dalam kaitannya dengan ritus penyucian dan pembersihan. Jadi ketersediaan dan kebersihan air erat terhubung dengan kehidupan manusia secara menyeluruh jasmani, mental dan spiritual.

Kekurangan air di masa kemarau atau kelebihan di saat banjir adalah sebuah masalah serius yang banyak kaitannya dengan cara kita memperlakukan sungai. Berkaca dari pengalaman berkeliling di beberapa kota di Jerman dan beberapa negara di Eropa, saya melihat betapa masyarakat di sini sudah memiliki "darling" (kesadaran lingkungan) yang sangat baik terkait masalah air dan sungai. 

Meski mengalir di tengah kota, tetapi kualitas air sungai mereka sangat bagus. Secara kasat mata bisa dilihat dari kejernihannya di mana batu dan pasir terlihat jelas di dasarnya dan ikan-ikan tampak berkeriapan di dalam air. 

Bebek-bebek liar dan burung-burung air seperti belibis dan camar serta bangau hidup dan mencari makan di sungai, padahal di sekitar sungai itu terdapat rumah-rumah penduduk. Sebuah pemandangan yang jarang dapat kita temukan di tanah air.

Sejauh pengamatan saya, salah satu cara masyarakat di sini memelihara kebersihan air dan lingkungan ialah tidak mengalirkan air limbah langsung ke sungai, sehingga air tidak menjadi kotor. Pemerintah kota membangun fasilitas pembungan air limbah yang terintegrasi sehingga, air bekas pakai tidak mencemari lingkungan. 

Kesadaran membuang sampah di tempatnya nampak pula sudah menjadi sebuah kebiasaan bersama di sini. Memang ada juga beberapa orang yang tidak bertanggung jawab dengan melemparkan sesuatu ke sungai. 

Beberapa kali saya melihat ada sepeda atau sepatu di dalam sungai namun itu adalah pemandangan yang sangat jarang. Dan mungkin yang melakukannya pun adalah orang yang sedang dalam keadaan mabuk. Dan hal yang paling utama ialah adanya daerah tangkapan air berupa lapangan luas dan hutan-hutan kecil yang banyak terdapat di berbagai penjuru kota. 

Pengelolaan dan tata ruang seperti ini mengurangi risiko banjir dan membuat sumber-sumber air tetap mengalir sehingga sungai tidak mengering meski di masa kemarau. Dalam bahasa figuratif yang sering saya pakai, bagi masyarakat di sini lingkungan (baca: sungai) adalah diri mereka sendiri, sehingga perlakuan kepadanya pun tidak sembarangan dan serampangan.

Karena kebersihan dan keindahan yang terjaga ini, tepian sungai menjadi area rekreasi atau tempat menyenangkan. Saya sendiri sejak tinggal di Herford, NRW, Jerman, hampir setiap hari melakukan jalan sore di sisi sungai untuk menikmati suara gemercik air yang memberikan efek  menenangkan. 

Suatu kebiasaan yang tidak pernah saya bayangkan bisa saya lakukan saat masih bertugas di Jakarta, Pematang Siantar atau Tanjung Balai; meski di kota-kota yang saya sebut terdapat sungai yang membelah kota. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun