Mohon tunggu...
David Herdy
David Herdy Mohon Tunggu... Penulis lepas

Penulis lepas yang aktif menulis fiksi dan non fiksi tema ruang publik sebagai bagian dari narasi ingatan kolektif. "Menulis adalah upaya kecil untuk mengabadikan pikiran sebelum ia lenyap. Karena ide tak punya kaki, kecuali kutuliskan."

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Kandidat Idaman di Mata HRD: Bukan yang Paling Hebat, Tapi yang Tahu Cara Tersambung dengan Manusia

19 Juni 2025   21:14 Diperbarui: 19 Juni 2025   21:14 10112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kandidat sedang wawancara Culture Fit dengan HRD | sumber : kompasiana

"Ini pengalamanku selama 25 tahun, sudah 10 kali wawancara dengan HRD di berbagai perusahaan."

Di balik meja interview, HRD sering mencari manusia, bukan mesin kerja. Apakah kamu hadir sebagai dirimu sendiri?

Keramahan, kejujuran, dan adaptabilitas sering jadi penentu akhir. Karena yang dicari: rekan kerja, bukan robot. 


Soft Skill dan Culture Fit Kini Jadi Kunci Kandidat Idaman HRD

 "Pengalaman berorganisasi saat kuliah mengasah soft skill-ku dalam berbicara dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain."

"Lulusan luar negeri? Menarik. Tapi bisa kerja bareng nggak ya?" Pertanyaan itu sering muncul diam-diam dalam benak HRD. 

Di atas kertas, banyak kandidat terlihat "wah"---IPK tinggi, pengalaman segudang, kemampuan teknis memukau. 

Tapi pada kenyataannya, HRD semakin mempertimbangkan soft skill dan culture fit sebagai penentu akhir.

Soft skill seperti komunikasi, empati, dan kemampuan beradaptasi menunjukkan seberapa baik seseorang bisa hidup di "ekosistem kantor".  

Seorang kandidat yang biasa saja secara teknis, tapi mampu mendengarkan, mengerti posisi orang lain, dan tahu kapan harus aktif atau diam, sering kali lebih dipertahankan dalam jangka panjang. 

Kandidat idaman di mata HRD bukan yang tahu semua jawaban, tapi yang tahu kapan harus mendengarkan.

Wawancara Bukan Sekadar Tanya Jawab, tapi Membaca Manusia Secara Utuh


"Setiap kali wawancara, saya menatap HRD dengan ekspresi optimis dan percaya diri."

Saat kamu duduk di kursi interview, sebenarnya bukan cuma mulutmu yang "berbicara". 

Bahasa tubuh, kontak mata, cara menjawab, bahkan jeda di antara kalimat---semuanya menjadi petunjuk kecil bagi HRD untuk menilai keaslian dan karakter kandidat.

Dalam dunia kerja yang makin kompleks dan kolaboratif, HRD justru mengamati hal-hal yang tak tertulis. 

Apakah kamu defensif saat dikritik? Apakah kamu terbuka saat ditanya soal kegagalan? Banyak HRD menyebut bahwa "kejujuran yang tenang" lebih mengesankan dibanding jawaban sempurna yang terdengar seperti skrip YouTube.

 Wawancara kerja adalah ruang pertunjukan kecil, tapi HRD tak sedang mencari aktor. Mereka mencari manusia.

Pengalaman Interview yang Jujur Lebih Diingat daripada Jawaban yang Mengagumkan

Mungkin kamu pernah mengalami momen di mana mereka merasa "gagal" saat wawancara, padahal justru mendapat kabar diterima. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun