Mohon tunggu...
David Herdy
David Herdy Mohon Tunggu... Penulis lepas

Penulis lepas yang aktif menulis fiksi dan non fiksi tema ruang publik sebagai bagian dari narasi ingatan kolektif. "Menulis adalah upaya kecil untuk mengabadikan pikiran sebelum ia lenyap. Karena ide tak punya kaki, kecuali kutuliskan."

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Rumah Itu Akan Menemukanmu, Asal Kamu Terus Melangkah

14 Juni 2025   20:00 Diperbarui: 14 Juni 2025   17:43 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto Dok https://www.istockphoto.com

Ini bukan soal strategi finansial atau tips beli rumah. Ini soal keyakinan, bahwa rumah impian akan datang kepada mereka yang tak berhenti berjalan. Walau pelan, walau tertatih---mimpi itu tetap mungkin.


"Jalan Tak Selalu Lurus, Tapi Mimpi Tak Boleh Luntur"

Ilustrasi Foto Dok https://www.istockphoto.com
Ilustrasi Foto Dok https://www.istockphoto.com

"Hidup bukan soal seberapa cepat sampai, tapi seberapa kuat bertahan di tengah jalan yang sunyi."

Mimpi punya rumah seringkali terdengar seperti lelucon bagi sebagian milenial. Bukan karena tak ingin, tapi karena tak tahu harus mulai dari mana. Saat harga rumah naik pesat dan gaji stagnan, banyak yang memilih menyerah sebelum berjuang. Tapi justru di situ letak pentingnya: keyakinan.

Bagi generasi muda yang hidup dalam tekanan biaya hidup, impian memiliki rumah bukan hanya tentang aset atau investasi. Lebih dari itu, rumah menjadi simbol kestabilan, kenyamanan, dan pencapaian pribadi. Bahkan jika hari ini kita masih tinggal di kontrakan, bukan berarti selamanya begitu.

Ilustrasi Foto Dok Pribadi
Ilustrasi Foto Dok Pribadi

Kita tidak harus punya semuanya sekarang. Tapi kita bisa mulai dari langkah kecil. Menabung meski sedikit. Belajar keuangan meski belum ahli. Memahami proses KPR meski belum siap. Karena mimpi besar dibangun dari langkah yang tampak biasa.

"Realita Pahit, Tapi Bukan Akhir dari Cerita"

"Harga rumah naik 12% per tahun, tapi gaji naiknya cuma 3%. Ini bukan keluhan---ini data."

Menurut data Rumah.com Property Market Report 2024, rata-rata harga rumah di kawasan perkotaan besar naik 10--12% per tahun. Sementara itu, menurut BPS, rata-rata kenaikan gaji pekerja formal tidak melebihi 4% per tahun. Ini bukan soal manja atau konsumtif. Ini tentang ketimpangan struktural.

Kondisi ini membuat generasi milenial dan Gen Z terjepit. Mereka dituntut "produktif" tapi tidak diberi akses yang adil terhadap kepemilikan rumah. Banyak akhirnya terpaksa tinggal di pinggiran kota dengan waktu tempuh kerja berjam-jam, hanya demi cicilan yang masuk akal.

Namun, bukan berarti tak ada celah. Beberapa strategi alternatif seperti rumah subsidi, hunian vertikal, atau kerja remote di kota kecil bisa jadi opsi. Yang penting, tetap membuka mata, bukan menutup hati. Karena rumah bukan hanya soal bangunan, tapi tentang tempat di mana kita merasa pulang.

"Memiliki rumah bukan hanya soal mampu, tapi soal tetap percaya ketika realita terus mengetuk pintu logika."

Langkah Kecil Menuju Rumah Besar

Ilustrasi Foto Dok Pribafi
Ilustrasi Foto Dok Pribafi

"Kita bisa kalah dari harga, tapi tak boleh kalah dari harapan."

Di dunia yang makin cepat dan menekan ini, kadang kita butuh berhenti sejenak untuk bertanya: apa arti rumah bagiku? Apakah benar rumah itu selalu harus besar, atau cukup asal bisa membuat kita merasa aman dan utuh?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun