Banyak yang takut gagal di tahap HRD, padahal tantangan sesungguhnya justru ada di interview user. Saya sudah lima kali membuktikannya---dan mungkin ini akan mengubah cara kamu melihat proses rekrutmen.
Interview User Adalah Titik Balik Sesungguhnya
 "Interview user bukan soal menjawab benar, tapi tentang bisa 'nyambung' secara teknis dan budaya kerja."
Dalam proses rekrutmen, banyak kandidat yang fokus menyiapkan diri untuk menghadapi HRD. Padahal, tantangan sebenarnya ada di tangan user. Mengapa? Karena user adalah calon atasan langsung, orang yang akan bekerja bersamamu setiap hari, dan tahu pasti kualitas serta kapasitas yang mereka butuhkan.
Dari pengalaman saya menjalani lima kali interview user dan semuanya berujung pada penawaran kerja, saya belajar satu hal penting: HRD hanya menyaring, tapi user yang menentukan. Saat saya gagal di interview HRD, biasanya karena alasan administratif atau ketidaksesuaian budaya perusahaan. Tapi ketika saya gagal di user, itu karena tidak bisa memberi solusi teknis secara real-time.
User biasanya langsung menanyakan proyek terakhir, studi kasus, bahkan memberi simulasi tantangan kerja. Di titik ini, kemampuan analisis, komunikasi, dan pengalaman nyata diuji. Sementara HRD lebih fokus pada sikap, kelengkapan dokumen, dan alasan resign.
Dengan kata lain, lolos user sama artinya dengan mendapat "lampu hijau" dari orang yang paling butuh kamu.
Data Bicara---User Lebih Menentukan Dibanding HRD
 "HRD bisa merekomendasikan, tapi keputusan akhir ada di meja user."
Sebuah studi dari Glassdoor menyebut bahwa 75% kandidat yang lolos user interview cenderung diterima secara final, terutama di sektor teknis seperti IT, finance, dan engineering. Mengapa bisa begitu?
Karena user lebih concern pada 'fit' antara kebutuhan tim dengan kemampuan kandidat, bukan sekadar CV atau IPK. Mereka tidak hanya melihat "siapa kamu" tapi "apa yang bisa kamu selesaikan besok." Sementara HRD lebih kepada cultural fit dan compliance terhadap SOP rekrutmen.
Menurut laporan LinkedIn Talent Solutions 2024, 68% perekrut menyebut user feedback sebagai faktor paling menentukan dalam finalisasi hiring, terutama untuk posisi menengah dan senior. Ini artinya, kemampuan untuk "ngobrol teknis" dengan user lebih kritikal daripada sekadar tampil percaya diri di depan HRD.
Bahkan beberapa perusahaan startup atau tech company, seperti Tokopedia dan Gojek, menyederhanakan proses HRD menjadi screening awal saja. Sisanya diserahkan ke user dan tim teknis.
"HRD bukan penghambat, mereka penyaring. Tapi yang menilai kamu layak kerja atau tidak, tetap user," ujar seorang rekruter senior dari startup unicorn Indonesia.
Lolos User Itu Tentang Chemistry dan Kepercayaan
"Kadang, yang membuat kita dipilih bukan jawaban paling benar, tapi cara kita meyakinkan."
Momen interview user sebenarnya adalah saat kita menunjukkan siapa diri kita sebagai rekan kerja, bukan sebagai pelamar semata. Apakah kita bisa berpikir cepat, berdiskusi setara, dan menerima koreksi? Itu yang dicari user.