Banyak orang tua mengeluh soal mahalnya biaya sekolah atau kurangnya transparansi kebijakan pendidikan, tapi tak tahu harus mengadu ke siapa. Padahal, di balik hiruk-pikuk dunia pendidikan, ada lembaga yang bisa menjadi suara mereka: komite sekolah. Sayangnya, belum banyak yang memahami betapa pentingnya peran komite ini dalam menjembatani aspirasi masyarakat dengan kebijakan sekolah.
Pernahkah Anda merasa suara orang tua tak terdengar dalam pengambilan keputusan di sekolah? Atau kebijakan sekolah terasa jauh dari kebutuhan nyata siswa? Komite sekolah hadir sebagai jawaban atas keresahan ini. Di balik istilah yang terdengar formal ini, komite sekolah sesungguhnya memegang peran strategis dalam membangun pendidikan yang partisipatif dan transparan. Namun, apakah fungsinya benar-benar berjalan optimal?
Apa Itu Komite Sekolah dan Dasar Hukumnya?
Kebijakan ini merupakan penyempurnaan dari peraturan sebelumnya, dengan penekanan pada transparansi dan pelibatan publik. Menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), lebih dari 90% sekolah di Indonesia telah memiliki komite sekolah, namun efektivitasnya masih sangat bergantung pada partisipasi aktif dan kapasitas anggotanya.
Manfaat Komite Sekolah bagi Sekolah dan Orang Tua
Bagi sekolah, komite menjadi partner dalam menyusun rencana kerja, anggaran, serta menampung aspirasi komunitas sekitar. Misalnya, sekolah di kawasan rural bisa meminta masukan tentang kurikulum berbasis lokal, atau tentang kebutuhan sarana yang sesuai dengan karakter masyarakat.
Bagi orang tua, keberadaan komite sekolah memperkuat posisi mereka sebagai mitra pendidik. Dalam praktiknya, orang tua bisa mengusulkan perbaikan fasilitas, menyuarakan kendala biaya pendidikan, hingga menginisiasi program bersama seperti kantin sehat atau perpustakaan komunitas.