Mohon tunggu...
David Herdy
David Herdy Mohon Tunggu... Penulis lepas

Penulis lepas yang aktif menulis fiksi dan non fiksi tema ruang publik sebagai bagian dari narasi ingatan kolektif. "Menulis adalah upaya kecil untuk mengabadikan pikiran sebelum ia lenyap. Karena ide tak punya kaki, kecuali kutuliskan."

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Ketika Langit Menunduk: Kisah Haru Tukang Sapu yang Berangkat Haji

20 Mei 2025   20:07 Diperbarui: 20 Mei 2025   20:07 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Dok Web : kibrispdr.org

Teaser :

Ketika Langit Menunduk mengangkat sebuah kisah inspiratif tentang tukang sapu jalan yang sederhana, namun mendapat hadiah tak terduga: naik haji dari seorang pengusaha. Bukti bahwa kebaikan kecil bisa membuka jalan ke surga.

Tak pernah bermimpi naik haji, seorang tukang sapu jalan mendapat kejutan dari pengusaha yang diam-diam mengagumi ketulusannya. Kisah inspiratif yang menyentuh hati dan menguatkan iman.

Dari Subuh ke Subuh

Sudah dua puluh tahun Bu Rahmi menyapu jalanan ibukota. Usianya kini 55 tahun, tapi tubuhnya tetap tegap meski kulit tangannya mulai mengeras oleh waktu. Sejak jam tiga dini hari, ia sudah memegang sapu lidi, menyusuri trotoar sepanjang Jalan Sudirman. Dinas Kebersihan Provinsi mencatatnya sebagai pegawai honorer---bukan PNS, tanpa tunjangan pensiun, tapi ia tak pernah mengeluh.

"Kerja ini saya niatkan ibadah, Mas. Biar bersih jalanan orang-orang berangkat kerja," begitu katanya pada seorang wartawan lokal, suatu kali.

Setiap pagi, ia menyapa orang-orang yang masih tertunduk lelap di dalam mobil. Jarang yang membalas, tapi Bu Rahmi tetap tersenyum. Sebab, dalam diam, ia berdoa: semoga rezeki orang-orang yang melewati jalan itu diberkahi.

Perjumpaan di Waktu Tersisa

Rian, 32 tahun, seorang pengusaha muda, sering pulang larut menjelang subuh. Klub, lounge, dan pertemuan bisnis mengisi malam-malamnya. Mobil sport-nya melaju pelan di jalan yang masih sepi. Beberapa bulan terakhir, ia selalu melihat sosok perempuan tua menyapu, tubuh kecil berselendang lusuh tapi wajahnya tenang.

Awalnya hanya rasa kasihan, lalu jadi penasaran, sampai akhirnya ia turun dari mobil dan menghampirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun