Matahari Tak Pernah Minta Disapa
Ada yang setiap hari hadir di hidup kita, tapi jarang kita beri perhatian. Ia datang tepat waktu, menyinari langkah, menghangatkan tubuh, menumbuhkan daun, tapi tetap saja luput dari ucapan terima kasih.Â
Matahari --- si pemberi kehidupan itu --- terus kembali, bahkan saat dunia terlalu sibuk untuk sekadar melirik ke langit.
Matahari tidak butuh pujian untuk terus bersinar.Â
Ia tidak menunggu undangan untuk terbit.
Ia tidak sakit hati saat orang berlindung darinya.Â
Ia hanya menjalankan tugasnya: hadir, memberi, lalu pergi.Â
Dalam diamnya, ia mengajarkan satu pelajaran besar tentang keikhlasan.
Kita sering menuntut dihargai atas sedikit kebaikan.Â
Tapi matahari hadir setiap hari tanpa pamrih.Â
Mungkin karena ia tahu, tugas kebaikan bukan untuk dihargai, tapi untuk dilakukan.