Mohon tunggu...
David Herdy
David Herdy Mohon Tunggu... Penulis lepas

Penulis lepas yang aktif menulis fiksi dan non fiksi tema ruang publik sebagai bagian dari narasi ingatan kolektif. "Menulis adalah upaya kecil untuk mengabadikan pikiran sebelum ia lenyap. Karena ide tak punya kaki, kecuali kutuliskan."

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Matahari Tak Pernah Minta Disapa

16 Mei 2025   13:23 Diperbarui: 16 Mei 2025   17:27 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Matahari Tak Pernah Minta Disapa

Ada yang setiap hari hadir di hidup kita, tapi jarang kita beri perhatian. Ia datang tepat waktu, menyinari langkah, menghangatkan tubuh, menumbuhkan daun, tapi tetap saja luput dari ucapan terima kasih. 

Matahari --- si pemberi kehidupan itu --- terus kembali, bahkan saat dunia terlalu sibuk untuk sekadar melirik ke langit.

Matahari tidak butuh pujian untuk terus bersinar. 

Ia tidak menunggu undangan untuk terbit.

Ia tidak sakit hati saat orang berlindung darinya. 

Ia hanya menjalankan tugasnya: hadir, memberi, lalu pergi. 

Dalam diamnya, ia mengajarkan satu pelajaran besar tentang keikhlasan.

Kita sering menuntut dihargai atas sedikit kebaikan. 

Tapi matahari hadir setiap hari tanpa pamrih. 

Mungkin karena ia tahu, tugas kebaikan bukan untuk dihargai, tapi untuk dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun