Terhitung awal Februari 2020 beberapa kampus telah menerapkan kegiatan perkuliahan secara daring atau online, hal ini adalah salah satu bentuk kewaspadaan pihak kampus untuk melindungi para mahasiswa nya dari pandemi Covid-19. Hal tersebut juga mendapat dukungan langsung dari Kemendikbud terhitung dari beberapa program yang mendukung dan meringankan mahasiswa untuk tetap bisa melaksanakan perkuliahan secara daring, salah satu di antaranya adalah imbauan mengenai ‘Bantuan Sarana Pembelajaran Daring kepada Mahasiswa’. Imbauan tersebut ditujukan langsung untuk para pimpinan dari 64 perguruan tinggi negeri. Ada pula, imbauan Kemendikbud yang menyinggung tentang fleksibilitas pembelajaran yang seharusnya bisa disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing. Lantas, apakah imbauan-imbauan tersebut sudah menjadi solusi bagi mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan online?
Dari beberapa fakta di lapangan justru berbanding terbalik dan mengatakan bahwa mahasiswa lebih banyak memperoleh kerugian ketika mengikuti perkuliahan online di masa pandemi ini. Misalnya, tugas yang diberikan lebih banyak dibandingkan tatap muka, paket data internet gratis yang tidak menunjang semua akses pendukung pembelajaran seperti Google dan YouTube, perkuliahan sinkronis yang bergantung dengan sinyal operator dan lain-lain. Dilandasi dari Tribun News Makassar, diberitakan bahwa seorang mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar tewas karena terjatuh dari menara masjid di kampung halamannya untuk mencari jaringan atau sinyal telepon seluler. Kemudian, Hidayati dalam artikel yang ditulisnya pada Jurnal Pos Media yang berjudul ‘Menilik Kelebihan dan Kekurangan Perkuliahan Online’ mengemukakan sudut pandang para mahasiswa tentang kurang kondusif nya perkuliahan online.
Dari kejadian di atas dapat memberikan ilustrasi bahwa pihak kampus yang membiarkan para mahasiswa mendapati kerugian dan  menanggung beban sepihak secara tidak sadar telah menjadikan mahasiswa nya sebagai bagian dari korban Pandemi Covid-19. Mahasiswa menjadi korban dari ketidaksiapan sistem perkuliahan online dan belum tercapainya imbauan Kemendikbud oleh pihak kampus. Jika dibiarkan, hal seperti ini tentunya akan menjadi sebuah momok yang memilukan bagi kita, khususnya di bidang pendidikan. Penulis berharap, permasalahan ini agar segera dapat diatasi secepatnya oleh pihak-pihak yang berkaitan. Secara tegas, sudah saatnya mengingatkan bahwa diperlukan adanya evaluasi untuk semua pihak kampus atas permasalahan yang terjadi dan membuat perkuliahan online yang lebih berpihak kepada setiap individu mahasiswa.
Referensi:
Kemdikbud. (2020). Kemendikbud Apresiasi Dukungan Kampus Kepada Mahasiswa Selama Lakukan Pembelajaran dari Rumah [Artikel]. Diakses dari; https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/04/kemendikbud-apresiasi-dukungan-kampus-kepada-mahasiswa-selama-lakukan-pembelajaran-dari-rumahÂ
Kemdikbud. (2020). Metode Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 Harus Sesuai dengan Kondisi Daerah [Artikel]. Diakses dari; https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/05/metode-pembelajaran-di-masa-pandemi-covid19-harus-sesuai-dengan-kondisi-daerahÂ
Jurnal Pos Media. (2020). Menilik Kelebihan Dan Kekurangan Perkuliahan Online [Artikel]. Diakses dari; http://jurnalposmedia.com/menilik-kelebihan-dan-kekurangan-perkuliahan-online/#prettyPhotoÂ
Tribun News. (2020). Cari Sinyal Demi Tugas Kuliah Online Mahasiswa Unhas Asal Sinjai Tewas Jatuh Dari Menara Masjid [Artikel]. Diakses dari; https://makassar.tribunnews.com/2020/05/08/cari-sinyal-demi-tugas-kuliah-online-mahasiswa-unhas-asal-sinjai-tewas-jatuh-dari-menara-masjid?page=3
