Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menghidu Jejak Ketertinggalan di Laju Peradaban

20 Februari 2025   05:52 Diperbarui: 20 Februari 2025   10:00 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menghidu Jejak Ketertinggalan di Laju Peradaban

Di sini tak ada bentang aspal nan keras
tak ada sorot lampu penerang jalan
layaknya di kota-kota besar bermandi cahaya

Jika malam berselimut gelap
maka orang-orang
lebih memilih terlelap
dalam bilik miliknya
mendekap mimpi

Seraya bertanya dalam hati
kapan paras desa serupa wajah kota
dipulas cantik gincu pembangunan
hingga sedianya dilirik

Dirias ragam fasilitas yang ada
bukan hanya sekedar memeluk ketertinggalan
pekat yang tak kunjung terlerai
di malam gelap gulita
hanya dipayungi pendar cahaya purnama

Hingga kaki waktu terkilir
dan sebulat mentari jatuh tergelincir
di ujung langit pesisir
seraya mengigit tepian bibir
lantas tersenyum sumir

Di sini hanya ada bentang tanah merah
bila semesta menitikan air mata runtuhkan panah-panah hujan
maka seketika merupa
kubangan kerbau

Katamu di sini lekak-lekuk
molek tubuh desa
tak terjamah lengan penguasa
terkungkung keterbatasan
mati obor harapan
dan para penghuninya memeluk erat ketertinggalan

Ingin mengadu entah pada siapa
atas merananya hidup
dijerat seutas tali-temali keterbelakangan
diinjak derap sepatu pembangunan terpinggirkan

Ingin berkeluh kesah namun
hanya akan mengigit
kudapan kecewa
lantaran ribuan tanya diyakini
hanya akan terbenam
di lumpur kesia-siaan

Pulang menyeret langkah gontai
sontak relung kalbu terasa ngilu
diiris-iris sebilah pisau kenyataan
hanya bisa terdiam mata pejam
menari-nari harapan bergantian

Di sini jauh dari peradaban
namun tak teracuni
tetes embun kemunafikan
tak ada kebaikan merupa
perhiasan imitasi
bersepuh dengki
dan terlebih dikelilingi
Ular berbisa berkepala dua


Indramayu
HVS

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun