Pantura dalam Senandung Sayonara
Dalam Bus yang membawamu meluncur di padat jalur pantura
sua perempuan paruh baya
yang jadi Ibu sambung dan adik angkatmu
Indramayu rindu menderu
acapkali memanggilmu
menyingkir dari angkuh kota
yang dipenuhi ular dan serigala lapar
Kecipak ikan dalam tambak menyambutmu
kesederhanaan yang kaurindukan
sorot tulus terpancar di sela kelakar
tak ada amarah terbakar
Tak ada darah mendidih
tak ada dajal menunggangi
hanya silir angin pesisir
menuntunmu pada ketenangan
Pantura dalam bingkai cerita
perombakan jati diri menata hati kembali mendekap manusiawi selama ini tersembunyi tertimbun karat hati
Sejenak jauh menyingkir
menggamit jemari jiwa Al Faqir
menanggalkan jubah pongah
mencerabut duri angkuh
yang terlanjur mendarah daging
Reparasi nurani habis
hingga tak ada lagi yang bersisa
kecuali kerendahan hati
tunduk dan patuh pada penguasa
Langit dan Bumi
Dan seekor Naga dalam diri
dipastikan sudah mati
binasa dimangsa masa
dikubur dan tak akan bangkit kembali
Indramayu, Februari
HVS
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI