Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mewah Terampas Megah Tergilas di Atas Tangan Culas

13 Maret 2023   14:07 Diperbarui: 13 Maret 2023   14:11 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : pam crowe@pinterest.com

Mewah Terampas Megah Tergilas di Atas Tangan Culas

Lamat-lamat
kerajaan kemewahan runtuh
layaknya direngkuh lantas
jadi serpihan debu

Kedua biji bola matanya
menatap tak berkedip
menghimpun kekuataan
namun sesungguhnya

Jiwa hancur lebur layaknya
tembok-tembok yang digempur
takada air mata meluncur
sebab peristiwa memukul telak

Sia-sia tuk meratapi
bulir-bulir air mata tak kan
kuasa memadamkan api
yang kelewat menjalar

Membakar segenap
sisi bangunan pongah hingga
hangus di jilat lidah api menjulur
dari debu kembali ke debu

Disaksikan olehnya
kehancuran amat menohok
tak semua menjadi miliknya
dan apa-apa yang ada dalam

Genggam tapak lengan
saatnya lenyap di waktu
yang ia sendiri pun tak siap dan
kehilangan demi kehilangan

Memahat dalam rasa sakit
seperti sebilah belati tajam
mengiris yang mana irisannya
teteskan luka disertai anyir

Ia sesungguhnya tak kuat berdiri
bumi yang dipijak serasa oleng
jikalau takada penopang
dipastikan ia telah limbung

Dan tersungkur terjerembab
ke tanah takada lagi sehelai
jubah pongah sebab jubah
telah dikoyak hingga jadi perca

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun