Mohon tunggu...
H 3 R 4 ⚓ D W 1
H 3 R 4 ⚓ D W 1 Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Cuma suka warna Hitam | Suka pake Sendal Jepit | Suka Kopi Seduh Renceng | Suka Musik Cadas | Cuek tapi perhatian | Orang SUNDA | Penyayang Kucing

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangan Kau Bakar Puisi-puisimu

22 Februari 2023   17:30 Diperbarui: 22 Februari 2023   17:32 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : burning@pinterest.com

Jangan Kau Bakar Puisi-puisimu

"Mengapa Kau Bakar Puisi-puisimu...?"

Ujarku tak habis pikir sambil menatap penuh keheranan. Seraya memunguti lembaran-lembaran yang masih dapat terselamatkan. Selebihnya terbakar dan jadi serpihan Debu.

"Bukankah kau menggurat dengan tintanya adalah darahmu, serta embun pikir menetes dari telaga Ilham lalu memercik menghujani kepalamu dan lantas jadi bunga puisi hitam"

Lagi-lagi kau hanya terdiam takada jawaban kudapati sepasang matamu sendu sesendu langit tatkala rembang petang dihunus pedang jingga berdarah merah tembaga.

Masih ujarku "Jangan kaularung puisi-puisimu di sungai Aare menjadikannya perahu kertas nan ringkih sedianya kauhempaskan di sungai teramat jernih

Bahteramu takkan sampai tempat tujuan, melainkan terlebih dahulu karam berselimut diam. Lalu goresanmu lamat-lamat memudar kian samar di semesta aksara.

Kau tertetap terdiam mendekap diam dan diam-diam aku mengamati air muka wajahmu, digelayuti mendung memerah gerimis tak habis sambil merobek puisi.

Jangan kau bakar puisi-puisimu

H 3 R 4
Jakarta, 21/02/2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun