Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Matinya Gagak Hitam Menuju Keabadian

23 Januari 2023   10:17 Diperbarui: 23 Januari 2023   10:31 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matinya Gagak Hitam Menuju Keabadian

Cintanya bersambut
pada putri jelita
namun sayang disayang
terganjal restu

Restu tak kunjung didapat
penantian serasa berabad
restu lebih mahal dari
sekedar emas permata

Hanya bisa ditebus dengan
sehelai nyawa menghuni daksa
sebab rasa itu lebih luhur meski
raga harus tertanam di perut bumi

Hari demi hari gagak hitam
memahat aksara kelam
sekelam langit jiwa nan muram
berselimut tebal diam

Gagak hitam menggurat
sajak-sajak miliknya
dengan ceceran darah
genangan rasa tumpah meruah

Ia memeluk cintanya
hingga embus hela nafas terakhir
genggam jemari janji terukir
tertuang di atas prasasti berdebu

Gagak hitam terbujur kaku
luruh kepak sayap-sayapnya
pejam mata tak pernah terbuka lagi
membawa pergi mutiara cintanya

Lintasi lorong-lorong keabadian
menuju alam baka tempat
sua dengan burung-burung hijau
dalam bangunan Istana nan megah

Gagak hitam direngkuh keabadiaan
genggam rasa yang tak binasa
tetap hidup dalam barisan sajak-sajak bisu
luruh kelopak bunga rindu di jasad beku

H 3 R 4
Jakarta, 23/01/2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun