Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kereta Menuju Alam Baka

23 Desember 2022   18:25 Diperbarui: 23 Desember 2022   20:04 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Vanityfair.com

Kereta Menuju Alam Baka

Dari balik jendela
sepasang mata
lekat melumat rel baja

Bibir mungilnya terkatup
bergeming seribu bahasa
tak meluncur kata

Sebab kata-kata
ditelan gaduh acapkali
menyeduh seisi ruang

Kepalanya berlompatan
dan berhamburan
pada suatu tempat

Bernama "Entah"
sorot netranya tak jemu
menyisir bulir-bulir kerikil dekil

Memeta sisi kanan-kiri
bangunan yang dilintasi
jalur sembrani berlari

"Hendak menuju ke mana kereta ini Tuan"
tanyanya polos pada pria paruh baya
yang berdiri di sebelahnya.

"Kereta ini menuju pemberhentian terakhir Dik"
ujar sang pria paruh baya bernada santun seraya tersenyum ramah.

"Adik hendak ke mana"
masih tanya lelaki itu dengan
sorot mata dijilat lidah-lidah keingintahuan.

"Saya ingin menjumpai Ibu di Alam B A K A"
Ujarnya bernada dingin sedingin tatap mata
seakan tak berjiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun