Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan

2 Desember 2022   22:06 Diperbarui: 3 Desember 2022   00:28 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : slevinaaron.deviantart.com

P e r e m p u a n

Perempuan terkulai
di atas kursi kayu
berbantal lengan
tatapnya sendu
bak sekuntum
bunga nan layu

Hidup baginya
berisi pengabdian
tak kenal batas waktu
di mulai dari bangun tidur
membersihkan diri
lalu bergegas ke pasar
tanpa sempat bersolek

Berbelanja bahan-bahan
makanan yang diperlukan
di pasar yang letaknya
tak terlalu jauh dari rumah
menjinjing tas belanja
berbaur dengan riuh aroma
suasana pasar amis menusuk
terkadang membuat mual
menjejak lantai pasar nan becek

Setiba di rumah mengganti
pakaian dengan sehelai daster
yang dirasa teramat nyaman
dan tak ribet tatkala berhadapan
dengan wajan dan penggorengan
berjibaku dengan talenan dan ulekan
mengolah bahan pangan
dari mentah hingga menjadikannya
matang di sela irisan bawang
membuat pedih mata serta
pedas dan kuat aroma cabai

Lengan-lengan sigap dan terampil
terus berjibaku dengan peluh
berkelahi dengan minyak panas
yang meletek dan menciprati
kulitnya nan halus mulus
hingga memahat bekas
bercak luka tak lenyap jadi noda

Lengan-lengan teramat
terampil serta cekatan
berkelahi dengan waktu
yang seakan berlarian
sembari berkali-kali
menyeka peluh bercucuran
hingga makanan pun
siap disajikan di atas meja makan
lantas disantap bersamaan
dengan anggota keluarga

Selepas bersantap bersama
dengan keluarga kecilnya
dan mengantarkan lelaki terkasih
ayah dari anak-anaknya
hingga di muka pintu
untuk pergi bekerja
sembari mencium
lengan dengan takzim
seraya memandangi
punggung belakang
dengan tubuh masih lekat
beraroma asap tak sedap

Selepas itu kembali ke dapur
membersihkan peralatan yang
kotor dan menumpuk di baki
pencucian piring hingga
bersih dengan kedua lengannya
yang semula halus mulus
kini menjadi agak kasar
lantaran sering terkena
sabun serta abu gosok
untuk membersihkan pantat
dandang yang cemong

Sesudah mencuci piring
ia masih harus menyapu lantai
yang tersaput remah-remah debu
tercecer hingga wajah lantai
kembali berkilau sebening kaca
dan akhirnya sang perempuan itu
terkulai lantaran kelelahan teramat sangat
sebab semua hanya dikerjakan
seorang diri demi bakti dan pengabdian
pada suami serta anak-anak
menepikan lelah serta mengabaikan
penampilannya terbungkus lusuh

P e r e m p u a n

H 3 R 4
Jakarta, 02/12/2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun