Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seperti Meniti Jembatan Kayu

21 Oktober 2022   06:19 Diperbarui: 21 Oktober 2022   06:24 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Far & Wide@Pinterest.com

Seperti Meniti Jembatan Kayu

Hidup seperti
orang tengah meniti
jembatan gantung kayu
yang terdengar deritnya
seirama alas kaki menjejak
susunan potongan-potongan
tubuh kayu hingga membentang
lalu menjadi jembatan penghubung

Hidup serasa
terombang ambing
layaknya tengah berayun
di atas jembatan dicekik rasa
kengerian melebihi takut melihat
begal berwajah seram di pinggir jalan
beraksi menodong sepucuk senpi buat
takut setengah mati lalu mati berkali-kali

Sejatinya hidup
terus saja melangkah
meski.kecemasan nyata
menghantui penuhi ruang pikir
riuh.pikiran negatif merasuk lalu
bergentayangan lantas mempertebal
awan-awan ketakutan pada pelataran
rasa di tepian jiwa sudut tanpa  terduga

Hidup adalah cerita
perihal keberanian dan
ketakutan kerap berjalan
beriring mengisi setiap sendi
dan lini kehidupan dalam balutan
dan lilitan milik.lengan kemyataan
yang pasti segala.rasa mendebarkan
tatkala meniti seutas jembatan gantung

Bukan mustahil
papan pijakan dapat
lapuk suatu waktu sebab
dijerang bara surya nan panas
dihujani dari atap langit menderas
sehingga tubuh kayu didapati kuyup
kian ringkih saja dari waktu ke waktu
bisa-bisa terperosok hingga ke bawah

Sementara di sana
telah menanti bebatuan
kali disaput lumut hijau serta
di bawahnya mengalir arus deras
dan jeram-jeram liar menghanyutkan
hidup penuh hal tiada terduga layaknya
tengah meniti jembatan teramat panjang
yang entah di mana letak ujungnya seraya

Melangkah tegap
lintasi jembatan kayu
mencoba membuang rasa
ketakutan menghanyutkannya
hingga ke dasar kali dalam-dalam
hidup adalah perlintasan di seutas
jembatan kayu di asa yang tak tentu
sebab hati bukan merupa batu diam bisu

H 3 R 4
Jakarta, 21/12/2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun