Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Syair Tuan Blanco

30 September 2022   18:24 Diperbarui: 30 September 2022   18:29 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Reddit.com

Syair Tuan Blanco

Tuan Blanco
terdia
m dan terhenyak
di ruangnya yang sepetak
jemari kekar genggam secarik
kertas pasi berisi pahatan diksi-diksi
yang tak basi kelak disaji di muka mimbar

Tuan Balanco
tak pernah menanam
sebiji pun benih sesumbar
dan menjaga tapak lengannya
agar tak serta merta menampar
di atas sorot mata bersimbah nanar

Tuan Blanco
saban hari kerap
memahat aksara dan
lantas menghidupkannya
dirangkum satu persatu dari
penggalan-penggalan kisah getir

Tuan Blanco
menghela nafas diksi
merajah sehelai kertas pasi
dengan tetes-tetes air matanya
ceceran merah darah dari nadinya
hingga menjadi berlembar bait syair

Tuan Blanco
menelan pahit getir
mengunyah biji nestapa
menelan ramuan diracik oleh
lengan kenyataan tak terbantah
menggumuli susah di asin keringat

Syair-syairnya
dipahat dari jalanan
dari lorong-lorong kelam
dari nafas-nafas mereka yang
hidup direngkuh erat lengan sukar
dan dari penderitaan berkepanjangan

Tuan Blanco
menghela nafas panjang
sejenak lupa wajah mimbar
syair-syairnya bergelimpangan
mematri sedih mengoyak selaksa
rasa di atas miris prasasti kenyatan

H 3 R 4
Jakarta, 30/09/2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun