Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku di Antara Kahwa dan Hampa

23 September 2022   11:58 Diperbarui: 23 September 2022   12:23 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Mogul@Pinterest.com

Aku di Antara Kahwa dan Hampa

Takada lawan bicara hanya kursi kosong tak terisi, dan tak ada pantat terhempas serta punggung menyandar dengan posisi rileks.

Hanya ada secangkir genangan pekat dengan uap panas masih mengepul liar di atasnya, seolah mengajakku tuk mereguk.

Aku tertegun dihadapan cangkir kopi diam seribu bahasa, mengeja sepi terjemahkan rasa serta memaknai kesendirianku.

Di lalu lalang serta di lintas tubuh hari kujalani dengan serasa tertatih, netraku memahat sedih lucurkan permata bening.

Aku masih terdiam menyaksi bibir cangkir dipagut senyap dan kibasan uap yang lamat-lamat kian tipis lalu lesap dihempas bayu.

Genangan pekat telah dingin sedingin sorot mataku, dikesunyian yang meresap hingga ke pori serta pembuluh nadi matikan hasrat.

Kubiarkan cangkir terisi genangan kahwa tak kuseruput barang seteguk, sebab kenyataan di hidupku jauh lebih pahit.

Dari cairan pekat meski tanpa dibubuhi gula, aku di antara kahwa dan hampa jiwa. Semua kutelan hingga kelak rasa di atma binasa.

H 3 R 4
Jakarta, 23/09/2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun