Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malang Nian Nasib Puan

15 September 2022   20:50 Diperbarui: 15 September 2022   21:05 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: allaodai.tumblr.com

Malang Nian Nasib Puan

Malang nian nasib puan
ia tak ubahnya burung dalam sangkar
takada celoteh riang terlebih dendang
sebab lidah puan seperti terkunci mati

Hingga serasa kelu dan kaku
puan terkungkung jeruji patriarki
sorot mata berlumur pilu
menelan sendu bak bunga layu

Puan bergincu ranum
namun duka dan luka dikulum
terkadang didapati puan
pecahkan permata bening kesedihan

Yang diseka oleh silir
tapak bayu diusap perlahan
namun sesayat kesedihan tetap
bergelayut dan berayun-ayun

Netra puan didapati sembab
oleh sekor pipit nan centil
mencoba menjadi sang penghibur
mengusir sedu sedan tak tertahan

Puan tampak letih
dan lelah menghitung hari
bak dalam kerangkeng besi
di hidupnya yang teramat pasi

"Duhai Tuan..."
ujarnya lirih dibasuh nelangsa
"bebaskan sukma dari belati derita
yang mengoyak-ngoyak rasa"


H 3 R 4

Jakarta, 15/09/2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun