Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mukzizat Itu Nyata

19 Agustus 2022   20:12 Diperbarui: 19 Agustus 2022   20:15 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: stromseeker/unsplash.com

Mukzizat Itu Nyata

Tapak lengan lemah melambai
di antara air riuh berkecipak
energi seakan terkuras habis
kian terseret semakin dalam
seakan tersedot pusaran air
ia tak berpikir perihal selamat
melainkan hidup diambang tamat

Daksa lunglai dan wajah memucat
sepucat warna kain kafan
ia seakan tak kuasa lagi bertahan
sepertinya jelang detik-detik
mati lemas di atas seluruh tenaga
raib dirampas tangan-tangan ajal
hanya menanti saat itu tiba

Ia hanya bisa pasrah menerima
suratan yang digariskan
di atas ketetapan yang tak
seorang pun kuasa mengelak
ia biarkan pikirnya melayang
bak layang-layang putus talinya
ditunggangi deru bayu hingga jauh

Namun tak disangka
tak dinyana seperti ada kekuatan
maha dahsyat tak terduga
entah dari mana datangnya
seakan menarik tubuh
nan letih dan payah selepas
bertarung keras keluar dari

Cengkraman tangan-tangan nasib
hingga ia terangkat kepermukaan
selepas terbenam bak bahtera
karam dalam hening berselimut diam
seakan tak percaya tapi nyata
ia yang nyaris mati tenggelam
dapat keluar dari cengkram

Tangan-tangan kematian dan
ia pun menyakini bahwasannya
MUKZIZAT itu Nyata

H 3 R 4
Jakarta, 19/08/2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun